Advertisement
Waspada Risiko Hanyut di Sungai, BPBD Sleman: Jangan Terulang Lagi 10 Siswa Hanyut

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat susur sungai dan berkegiatan di alam terbuka. Jangan sampai peristiwa hanyutnya 10 siswa SMP saat susur sungai di Kapanewon Turi yang terjadi empat tahun yang lalu terulang kembali.
Anggota BPBD Sleman, Tri Tukijo mengatakan, peristiwa yang terjadi pada 21 Februari 2020 menjadi salah salah musibah kelam di Sleman, setelah erupsi Merapi. Hal ini terlihat dari jumlah korban mencapai 10 anak-anak meninggal karena terseret banjir saat kegiatan susur sungai.
Advertisement
“Sudah empat tahun yang lalu. Total ada sekitar 250 anak SMP melakukan penyusuran sungai dalam kegiatan pramuka yang diadakan sekolah,” kenang Tri saat dihubungi wartawan, Jumat (23/2/2024).
BACA JUGA: Jadi Timses dengan Memalsukan Identitas, Guru PPPK Ini Divonis 4 Bulan Penjara
Saat itu, ia mengakui baru saja mengganti ban armada truk ke bengkel. Lalu pulang ke kantor BPBD, tiba-tiba sekitar pukul 16.00 WIB, mendapatkan panggilan dari frekuensi radio Tim Reaksi Cepat (TRC) yang mengabarkan situasi genting dan meminta bantuan untuk naik ke atas, tepatnya ke Kalurahan Donokarto, Turi. “Informasi yang kami terima ada ratusan anak sekolah hanyut saat penyusuran sungai,” katanya.
Tri pun mengaku langsung bergegas ke lokas untuk membantu evakuasi serta membantu proses pencarian anak yang hanyut. “Langsung berangkat dan setibanya di lokasi, truk yang saya bawa bisa mengangkut 50 anak sekali jalan,” katanya.
Meski sudah berusaha memberikan bantuan evakuasi, namun adanya korban jiwa tidak bisa dihindarkan. Tercatat ada sepuluh anak yang dinyatakan meninggal dunia karena terseret arus banjir di Sungai Sempor.
BACA JUGA: Jadi Timses dengan Memalsukan Identitas, Guru PPPK Ini Divonis 4 Bulan Penjara
“Pencarian sampai beberapa hari dan setelah korban terakhir ditemukan, maka operasi ditutup dan anggota yang membatu pencarian dikembalikan ke satuan masing-masing,” katanya
Pascakejadian, peristiwa susur Sungai Sempor sudah menjadi Pelajaran bersama. Ia mengakui pada saat ada kegiatan di alam terbuka sering mendapatkan laporan sehingga bisa membantu pemantauan kondisi cuaca sebagai langkah antisipasi.
“Koordinasi ini penting untuk upaya keselamatan karena kami bisa memberitahukan berkaitan dengan kondisi terkini,” katanya.
Ia juga berharap kepada Masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai manapun. Pasalnya, di saat sekarang intesitas hujan masih tinggi sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir. “Harus waspada dan berhati-hati akan bahaya banjir,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengatakan, sudah menetapkan siaga darurat bencana hidrometeorologi yang berlaku sejak 1 Desember 2023. Rencannya, status ini berlaku hingga 29 Februari 2024. “Berlangsung selama tiga bulan dan bisa diperpanjang sesuai dengan kondisi terkini di lapangan,” katanya.
Menurut dia, status siaga darurat bencana ditetapkan sebagai antisipasi untuk menghadapi potensi bencana sehingga dampaknya dapat ditekan sekecil mungkin. Makwan memastikan seluruh personel yang dimiliki bersama dengan para sukarelawan terus siaga dan siap diterjunkan pada saat terjadi peristiwa.
“Semua kami siagakan untuk menghadapi ancaman dari bencana hidrometeorologi, baik untuk basah maupun kering. Kami minta warga juga berpartisipasi dalam kesiapsiagaan ini sehingga saat terjadi musibah, dampaknya bisa ditekan sekecil mungkin,” kata Makwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement