Merapi Gugurkan Lava 7 Kali dalam 30 Menit Sore Tadi, Ini Penyebabnya Menurut BPPTKG
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Rentetan awan panas guguran (APG) terjadi di Gunung Merapi pada Senin (4/3/2023) sore ini. Suplai magma yang berlebih diduga menjadi sebab banyaknya kejadian awan panas guguran.
Kepala Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengonfirmasi adanya sejumlah aktivitas awan panas guguran yang terjadi awal pekan ini. Ada tujuh kali APG yang dilaporkan terjadi hingga pukul 16.32 WIB.
Advertisement
Dari tujuh APG tersebut, kejadian APG yang pertama memiliki durasi yang paling lama dan jarak luncur maksimum paling jauh. Awan panas guguran tersebut terjadi pukul 16.03 WIB dengan amplitudo maksimal 45 milimeter. "Durasi 258 detik, estimasi jarak luncur maksimal 2.600 meter ke barat daya, arah angin ke timur," terang Agus.
Sementara awan panas guguran yang terjadi berikutnya berlangsung naik turun, baik itu dari segi durasinya maupun jarak luncur maksimalnya. APG kedua terjadi pada pukul 16.18 WIB memiliki amplitudo maksimal 43 milimeter. Durasinya lebih rendah dari APG yang pertama yakni 223.28 detik dengan estimasi jarak luncur maksimal yang juga lebih pendek yakni 2.300 meter ke barat daya.
Namun sejak APG kedua terjadi, jarak waktu terjadinya antar awan panas guguran kian singkat. APG ketiga terjadi pukul 16.22 WIB, disusul APG keempat yang terjadi dua menit berselang pada pukul 16.24 WIB dan APG kelima selang tiga menit berikutnya pada pukul 16.27 WIB.
Tak sampai di situ, hanya berjarak dua menit berselang APG keenam terjadi pada pukul 16.29 WIB. Rentetan APG ditutup dengan awan panas guguran ketujuh yang terjadi pukul 16.32 WIB dengan durasi 232.48 detik dan estimasi jarak luncur 2.300 meter.
Ada dua sebab yang diestimasi jadi penyebab rentetan awan panas guguran ini. Pertama, suplai magma yang tinggi, dan yang kedua, yakni hujan deras yang terjadi di area puncak. Keduanya diduga berperan besar dalam terjadinya tujuh rentetan awan panas guguran.
"Beberapa hari ini memang ada peningkatan suplai magma, yang jika keluar akan terjadi peningkatan instensitas erupsi. Dan hujan yang deras bisa mengganggu kestabilan kubah lava dan memicu magma dari dalam untuk keluar," jelasnya.
Indikasi peningkatan suplai magma ini lanjut Agus juga telah disampaikan BPPTKG kepada BPBD di kawasan Gunung Merapi. "BPPTKG selalu menyampaikan informasi terkait indikasi suplai magma ini kepada BPBD lingkar merapi baik melalui pesan notifikasi maupun rapat koordinasi," ungkapnya.
BACA JUGA: Gunung Merapi Keluarkan 7 Kali Awan Panas dalam Kurun Waktu 30 Menit
Di sisi lain, jika diamati dari data yang ada, setidaknya ada tiga kali APG dengan jarak luncur meksimal lebih dari dua kilometer. Tepatnya pada APG pertama dengan jarak luncur maksimal 2,6 kilometer, APG kedua dengan jarak luncur maksimal 2,3 kilometer dan APG ketujuh dengan jarak 2,3 kilometer. Namun Agus tetap meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menjauhi daerah bahaya
"Visual Gunung Merapi berkabut. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan dan menyiapkan diri terhadap ancaman abu vulkanik."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Jadi Tersangka Pemerasan dan Gratifikasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Minggu 24 November 2024
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Minggu 24 November 2024
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Pekan Terakhir November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Minggu 24 November 2024: Hujan Ringan hingga Petir
- Jadwal Bus Damri Titik Nol Kilometer Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Minggu 22 November 2024
Advertisement
Advertisement