Advertisement
Penderita TBC di DIY Terus Bertambah sejak 5 Tahun Terakhir, Ini Datanya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyebutkan temuan kasus tuberkulosis (TBC) di wilayah Bumi Mataram cenderung naik sejak lima tahun terakhir. Banyaknya temuan terhadap warga yang mengidap penyakit itu disebut akibat dari penelusuran aktif petugas sehingga peningkatan kasus terjadi.
Kepala Dinkes DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan setelah pandemi pihaknya gencar melakukan penelusuran kepada masyarakat terkait kasus TBC. Temuan yang didapati di DIY pun terus meningkat dan hampir mendekati target atau estimasi yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Advertisement
"Mulai 2022, upaya penemuan dan pengobatan kasus TBC terus digencarkan, sehingga penemuan meningkat dan semakin mendekati estimasi yang ditetapkan pusat," katanya, Selasa (5/3/2024).
Data yang diperoleh Dinkes DIY penemuan penderita TBC sejak 2019 sampai dengan 2023 menunjukkan angka yang fluktuatif dengan kecenderungan melonjak. Pada 2019 tercatat ada 4.026 penderita; 2020 ada 3.088 penderita; 2021 ada 3.147 penderita; 2022 ada 5.512 penderita; dan 2023 ada 6.310 penderita.
"Target penemuan tahun ini adalah 90 persen dari estimasi, di mana estimasinya turun menjadi 7.836 sehingga target penemuannya adalah 7.052," ujarnya.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM Riris Andono Ahmad mengatakan, penemuan kasus TBC yang meningkat di DIY dimungkinkan akibat dua hal pertama kasus TBC yang benar-benar melonjak atau akibat aktifnya penelusuran yang dilaksanakan petugas.
"Cuma kami kan tidak bisa bedakan, jadi ketika peningkatan kasus yang dilaporkan itu bisa jadi memang karena ada perbaikan kinerja program," ujarnya.
Apalagi sejak 2023 ada kolaborasi antara Pemda DIY dengan program zero TB dari UGM yang mengambil fokus di Kabupaten Sleman, Kulonprogo dan Kota Jogja, sehingga temuan kasus menjadi lebih banyak akibat aktifnya petugas menjemput bola dalam pemeriksaan TBC.
"Karena tadinya pasif hanya mereka yang datang ke Puskesmas, sekarang aktif melakukan pencarian di populasi, makanya kasus naik," jelasnya.
BACA JUGA: Menkes Budi Desak Percepatan Penyediaan Vaksin TBC
Menurut dia, TBC merupakan tipe penyakit yang penularannya cukup lama bahkan bisa enam bulan atau bahkan satu tahun. Berbeda dengan Covid-19 yang penyebarannya sangat cepat. Dengan demikian jika semakin lama kasus tersebut tidak ditemukan maka kasus tidak lagi terjadi, sehingga temuan atas kasus TBC yang melonjak merupakan salah satu bentuk antisipasi.
"Setelah ditemukan terus penderita diobati sampai sembuh dan orang yang serumah dengan penderita harus ditracing apakah juga mengalami penyakit yang sama. Penyebab TBC itu ya biasanya akibat dari kemiskinan, kepadatan penduduk dan hal seperti itu yang memudahkan paparan juga kondisi lingkungan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

2 Mahasiswa Tewas Ditabrak Truk Hino di Pedurungan Semarang
Advertisement

Sagon Wiyoro, Produsen Sagon Legendaris Berusia 70 Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca Selasa 19 Agustus 2025: Seluruh DIY Hujan Petir
- Jadwal DAMRI Bandara YIA Kulonprogo Hari Ini Selasa 19 Agustus 2025
- Jadwal Bus Sinar Jaya Rute Malioboro ke Pantai Baron Selasa 19 Agustus 2025
- Jadwal SIM Keliling Kota Jogja Selasa 19 Agustus 2025
- Buka Klinik di Kulonprogo, Hasto Wardoyo Upayakan Hadir Praktik Setiap Pekan
Advertisement
Advertisement