Angka Stunting di Sariharjo Bantul Cukup Tinggi, Pemkab: Pola Asuh Jadi Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Angka stunting di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul cukup tinggi. Pola asuh yang kurang tepat dinilai menjadi penyebab tingginya angka stunting tersebut.
Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah menyampaikan angka stunting di Kalurahan Sriharjo pada Desember 2023 mencapai sekitar 11%; kemudian pada Februari 2024 meningkat menjadi 13%.
Advertisement
Jumlah tersebut pun lebih tinggi daripada angka stunting di Bantul berdasarkan hasil penimbangan balita pada 2023 yang mencapai 6,36%. "Dari data yang ada sudah kami pemetaan, kebanyakan karena pola asuh," katanya, Rabu (13/3/2024).
Menurut dia ditemukan banyak ibu bayi yang merupakan seorang pekerja. Hal itu pun menyebabkan pengasuhan anak perlu mendapat bantuan dari pihak lain, misalnya asisten rumah tangga (ART) atau keluarga lain.
"Ketika [ibu] bekerja [bayi] diasuh oleh Mbah dan ART, sehingga pemantauannya kurang. Ketika ibu bekerja kesadaran untuk asi perah belum banyak," katanya.
Titik pun mengaku masih merancang intervensi bagi anak yang stunting karena pola asuh orang tua. "Masih kami pikirkan [upaya intervensi] apakah mengumpulkan pengasuh balita dan memberikan penyadaran ke mereka atau apa," katanya.
Selain itu, menurutnya masih ada pula stunting yang disebabkan karena kemiskinan.
BACA JUGA: Kepala BKKBN Serukan Kerja Sama Kolaboratif untuk Turunkan Angka Stunting
Sementara Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Siti Marlina menyampaikan pihaknya telah melakukan beberapa intervensi terhadap ibu hamil dan anak stunting terus dilakukan untuk menurunkan jumlah anak stunting di Bantul.
“Tahun ini untuk pencegahan stunting, kami memberikan Pemberian Makanan Tambahan [PMT] untuk ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronis [KEK], dan balita malnutrisi ada yang gizi kurang, berat badan tidak naik, berat badan kurang yang menjadi target pencegahan stunting,” katanya.
Selain itu, menurut dia pencegahan stunting dilakukan pula dengan pemeriksaan hemoglobin dan pemberian tablet tambah darah bagi remaja perempuan. Kemudian pemberian edukasi terkait kesehatan reproduksi dan pola pangan serta pola asupan gizi yang seimbang. “Supaya tidak hanya untuk mencegah anemia tapi juga mencegah malnutrisi pada remaja putri,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Sita Rp7 Miliar dari OTT Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tugas Resmi Berakhir, Ini 5 Keberhasilan yang Diraih PJs Bupati Sleman
- Update Terbaru Pembangunan Tol Jogja-Solo, Konstruksi Ruas Trihanggo-Junction Sleman Capai 39,11 Persen
- Satpol PP Sleman Fokus Bentuk Omah Jaga Warga di Tiap Kalurahan
- Jalur Lengkap Trans Jogja: Malioboro, Kraton Jogja hingga Prambanan
- Hindari Kerusakan, Distribusi Logistik Pilkada 2024 Dibungkus Plastik Berlapis
Advertisement
Advertisement