Advertisement
5.150 Balita di Gunungkidul Terindikasi Stunting, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul berkomitmen melaksanakan program penanggulangan stunting di Masyarakat. Hingga sekarang diindikasikan ada 5.159 balita mengalami stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan, stunting menjadi salah satu program prioritas yang harus ditangani. Berdasarkan hasil pemantauan gizi di posyandu se-Gunungkidul pada Mei diketahui ada 5.159 balita yang terindikasi mengalami stunting.
Advertisement
“Data ini sudah dilaporkan dalam Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat [e-PPGBM]. Total yang diperiksa ada sebanyak 31.852 balita,” kata Ismono, Senin (23/6/2025).
BACA JUGA: Jadwal DAMRI Tujuan ke Bandara YIA Kulonprogo Hari Ini Senin 23 Juni 2025
Dia menjelaskan, ribuan balita terindikasi stunting terlihat dari ukuran tubuh yang dinilai tidak sesuai dengan umur. Selain itu, identifikasi juga terlihat dari tumbuh kembang maupun balita yang mengalami permasalahan gizi.
“Kami terus berupaya melakukan pencegahan agar kasus stunting bisa terus ditekan,” ungkapnya.
Faktor penyebab balita stunting ada banyak hal, terutama kondisi dari sejak remaja yang kurang darah (anemia) atau remaja kekurangan energi kroinis (KEK). Kondisi memberikan dampak yang panjang karena saat menikah dan menjadi ibu hamil bisa menyebakan bayi yang lahir stunting. Selain itu, juga dipengaruhi faktor ekonomi keluarga yang kurang sehingga daya beli terbatas membuat pemenuhan makanan bergizi juga ikut berkurang.
“Kondisi sanitasi rumah yang kurang memadai juga menjadi faktro penyebab terjadinya stunting,” ungkapnya.
Hal tak jauh berbeda disampaikan oleh Sekretaris Daerah Gunungkidul, Sri Suhartanta. Menurut dia, penanganan stunting dibutuhkan menyatukan langkah sekaligus menguatkan konvergensi didalam penanggulangan untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas.
“Kami sudah menggelar deklarasi rembuk stunting 2025 sebagai bentuk komitmen dalam upaya pencegahan dan penanggulangan,” katanya.
Beberapa langkah yang diambil untuk meminimalkan stunting di antaranya melakukan deteksi dini bagi remaja, calon pengantin, ibu hamil dan balita. Langkah selanjutnya dengan program optimalisasi tumbuh kembang balita melalui pemberian protein hewani dan makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI).
Selain itu, juga ada meningkatkan program Keluarga Berencana (KB) pascasalin melalui metode kontrasepsi jangka panjang dan KB modern. Di sisi lain, dilaksanakan sosialisasi dan edukasi ke Masyarakat berkaitan dengan perilaku hidup sehat.
“Kami berkomitmen untuk melakukan pencegahan percepatan dan penurunan stunting,” kata Sri Suhartanta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bibit Pesepakbola Putri di Jogja Dinilai Semakin Berkembang dan Berkualitas
- Ratusan Warga Ikuti Tradisi Grobyak Telaga untuk Lestarikan Lingkungan di Ponjong Gunungkidul
- Ratusan Kambing Ras Kaligesing Ikut Kontes Piala Dandim Bantul di Dlingo
- Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar 18-19 Juli 2025
- Ketua Komisi D DPRD Bantul Minta Pemkab Buat Skema Pelaksanaan Sekolah Gratis
Advertisement
Advertisement