Advertisement

Serapan Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Masih Rendah

David Kurniawan
Rabu, 17 September 2025 - 06:07 WIB
Sunartono
Serapan Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Masih Rendah Pekerja mengangkut pupuk urea produksi PT Pupuk Indonesia - ist/Antara - PT Pupuk Indonesia

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan pangan Gunungkidul mencatat penyerapan pupuk bersubsidi belum optimal alias masih rendah. Diharapkan para petani segera menebus kebutuhan pupuk ini untuk persiapan tanam di musim hujan mendatang.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, tahun ini mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi jenis urea seberat 17.317 ton, tapi realisasinya hingga akhir Agustus baru 3.227,4 ton.

Advertisement

“Kalau dilihat dari persentase serapan urea baru 18,6 persen dari kuota yang tersedia,” kata Raharjo, Senin (15/9/2025).

Hal yang sama juga terlihat dari serapan pupuk bersubsidi jenis NPK atau phonska. Jumlah alokasi yang diberikan sebanyak 13.251 ton, baru terserap seberat 3.582,3 ton atau prosentasenya sebesar 27%.

BACA JUGA: WJNC Jadi Lomba OPD, Manusia Silver Akan Diedukasi

“Memang masih sedikit, tapi kami yakin seiring dengan memasukinya musim hujan, maka penyerapan akan lebih dioptimalkan,” ungkapnya.

Menurut dia, penebusan pupuk bersubsidi saat sekarang juga lebih mudah. Pasalnya, prosesnya tidak harus menggunakan kartu tani karena dapat menggunakan KTP-el.

Meski demikian, Raharjo menggarisbawahi bahwa tidak semua kartu identitas ini dapat dipergunakan. Hal itu dikarenakan, penebusan hanya bisa dilakukan bagi pemilik KTP-el yang sudah masuk dalam elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) dari Pemerintah Pusat.

“Jadi sudah ada alokasi bagi setiap petani yang memeroleh pupuk dan tinggal menebus di toko yang jadi penyalur,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengimbau kepada para petani untuk segera menebus pupuk bersubsidi yang menjadi jatahnya. Terlebih lagi, kata dia, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, musim kemarau akan segera berlalu digantikan penghujan.

“Oktober pekan ketiga sudah memasuki musim hujan. Jadi, harus mulai dipersiapkan dari sekarang,” katanya.

Menurut dia, pertanian di Gunungkidul didominasi oleh ladang tadah hujan sehingga ikut berpengaruh terhadap penyerapan pupuk bersubisid. Pasalnya, aktivitas bercocok tanam banyak dilakukan saat musim hujan karena keterbatasan sumber air untuk pemeliharaan.

“Jadi saat musim penghujan penebusan pupuk akan lebih massif, sehingga akan berpengaruh terhadap penyerapan,” katanya.

Risimiyadi mengungkapkan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan sudah ada petani di kawasan selatan Gunungkidul mempersiapkan lahannya. Langkah ini dilakukan untuk penyiapan musim tanam di awal penghujann.

“Jadi nanti tinggal menanam. Tapi, kami berharap petani juga segera menebus pupuk yang telah dialokasikan untuk mengoptimalkan hasil pertanian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub

7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub

News
| Rabu, 17 September 2025, 09:27 WIB

Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Wisata
| Jum'at, 12 September 2025, 21:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement