Kasus Antraks, Bupati Sleman Minta Segera Dilakukan Vaksinasi Ternak
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo meminta segera dilakukan vaksinasi ternak milik warga di sekitar lokasi temuan antraks. Hal ini sebagai bukti kesiagaan Pemkab Sleman untuk menangani kasus antraks.
“Sapi dan ternak disana segera dilakukan vaksin agar kasusnya semakin terkendali,” kata Kustini kepada wartawan, Kamis (14/3/2024).
Advertisement
Menurut dia, Pemkab Sleman serius untuk menangani masalah antraks. Selain upaya vakasinasi, sudah dilakukan tindakan pencegahan agar kasus tidak meluas.
Salah satunya dengan menyisir ke rumah warga yang masih menyimpan daging dari ternak yang sakit ini. Kustini mengungkapkan, total ada sembilan keluarga yang masih menyimpan daging tersebut. “Sisanya langsung diambil kemudian dibakar. Lantas dikubur dengan cara dicor,” katanya.
Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan maupun Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan juga melakukan sosialisasi di Masyarakat berkaitan dengan Kesehatan hewan maupun konsumsi daging. Diharapkan dengan edukasi ini, maka pemahaman dan pengetahuan masyarakat menjadi meningkat sehingga tidak lagi mengonsumsi daging yang ternaknya mengalami sakit.
“Ya nanti kita kaji dulu nggih. Yang penting memberikan edukasi kepada Masyarakat bahwa tradisi brandu merupakan hal yang tidak baik,” kata Kustini saat disinggung mengenai adanya kompensasi untuk ternak warga yang mati secara sakit.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, kasus antraks ditemukan di Padukuhan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan. Hasil ini diketahui dari hasil uji sampel tanah di lokasi ternak warga yang mati. “Hasilnya sudah keluar dan dinyatakan positif,” katanya.
Suparmono menjelaskan, sejak 2 Februari hingga 7 Maret 2024 terdapat sembilan ternak milik dua warga Kalinongko yang mati secara mendadak. Rinciannya, enam kambing dan seekor sapi miliki Wagiman di RT 05. Sedangkan dua ekor kambing lainnya merupakan milik Warno Miharjo.
“Yang mati pertama dikubur. Tapi, untuk yang mati berikutnya saat sekarat disembelih kemudian dagingnya dibagikan ke warga [Brandu]. Tapi, ada juga satu ekor kambing milik Warno Miharjo yang mati kemudian dibuang ke sungai,” katanya.
Disinggung mengenai program vaksinasi ternak di lokasi kasus antraks, Suparmono mengakui adanya program tersebut. Meski demikian, untuk pelaksanaan dikoordinasikan dengan Kementerian Pertanian. “Vaksin akan diberikan besok dari Kementerian Pertanian,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
Advertisement
Advertisement