Advertisement
Baznas Kota Jogja Luncrukan Madrasah Al-Quran bagi Difabel Tuna Netra

Advertisement
Harianjogja.com, UMBULHARJO—Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Jogja belum lama ini meluncurkan madrasah Al-Quran bagi difabel di Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yaketunis). Madrasah ini merupakan lembaga pembelajaran baca tulis Al-Quran yang dikhususkan bagi penyandang tuna netra di wilayah Kota Jogja. Kegiatan belajar mengajar dipusatkan di Yaketunis yang berlokasi di Kemantren Mantrijeron, Kota Jogja.
Sekretaris Baznas Kota Jogja Misbahrudin menuturkan program madrasah untuk difabel ini digagas oleh pemerintah pusat. Program ini dijalankan sebagai bentuk perhatian bagi para difabel untuk mendapat akses pembelajaran agama. Sebab, menurutnya kemampuan difabel dalam membaca dan menulis Al-Quran masih sangat minim.
Advertisement
"Pernah ada penelitian dari BPS 2019 umat muslim di Indonesia yang belum bisa baca Al-Quran sekitar 65 persen, masih tinggi," katanya saat dihubungi, Kamis (18/4/2024).
Misbahrudin mengatakan kini setidaknya ada enam pengajar madrasah yang juga merupakan tuna netra. Sementara, total jumlah santri yang ada mencapai 60 orang. Santri datang dari tingkatan pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari TK hingga SMP.
"Dua hari dalam sepekan, santri akan menghabiskan waktu selama 1,5-2 jam untuk belajar membaca dan menulis Al-Quran," katanya.
Meski ada keterbatasan, tetapi Misbahrudin mengatakan santri ditargetkan bisa membaca dan menulis Al-Quran menggunakan huruf braile dalam waktu 6 bulan. Syaratnya, santri harus rutin mengikuti kegiatan yang ada. Dia menambahkan, pencarian pengajar maupun santri dilakukan dengan pendekatan kepada komunitas. Salah satunya adalah Yaketunis di Kota Jogja. Bentuk dukungan lainnya yang diberikan oleh Baznas Kota Jogja adalah berupa honor bagi para pengajar.
"Kami juga akan memberikan pelatihan kepada pengajar. Kami lebih ke penguatan skill maupun sedikit menambah honornya," katanya.
Dia menambahkan, enam pengajar yang saat ini ada dirasa belum cukup. Satu pengajar mengampu hingga 10 santri. Sementara, menurut Misbahrudin satu pengajar idealnya hanya mengajar 2-4 santri saja. Untuk itu, sasaran madrasah difabel Al-Quran ini juga diperluas pada komunitas lainnya. "Di luar Yaketunis, ada Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia. Itu juga termasuk yang kita sasar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI Desak Mendagri Tito Hentikan Efisiensi Dana Transfer ke Daerah
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Keluarga Arya Daru Pangayunan Ajukan Perlindungan ke LPSK
- Pasien Stroke di Sleman Capai Lebih dari 5.000 Orang
- Top Ten News Harianjogja.com, Senin 15 September 2025, Ribuan Pesilat Bertemu di Jogja, Hasil Man City vs Man United, Mafia Tanah Kas Desa
- Dispar Bantul Pindahkan TPR Wisata Pantai dengan Tenda Darurat
- Polsek Mergangsan Jogja Amankan ODGJ yang Lempar Botol ke Tukang Parkir
Advertisement
Advertisement