Advertisement
Dinkes DIY Mewaspadai Sebaran Flu Singapura
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mengaku tengah mewaspadai penyebaran penyakit Flu Singapura di wilayahnya menyusul ditemukannya penyakit itu di sejumlah wilayah di Indonesia. Jawatan itu mengklaim sampai sekarang belum ada kasus Flu Singapura yang ditemukan di DIY.
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan sampai sekarang pihaknya belum menerima laporan adanya Flu Singapura di wilayahnya. Beberapa waktu lalu sempat muncul suspek satu kasus dari penyakit itu, tetapi setelah diperiksa lebih lanjut hasilnya negatif.
Advertisement
"Belum ada kasus Flu Singapura di Jogja. Sempat ada yang suspek dan ternyata setelah dicek kembali bukan Flu Singapura," jelasnya, Kamis (18/4/2024).
Menurut Pembajun, pencegahan penyakit itu bisa dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan optimal. Lantaran penyebab penyakit itu merupakan virus, sehingga menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup dan asupan gizi yang baik harus dimaksimalkan.
"Untuk mengantisipasinya para tenaga kesehatan dan fasyankes sudah diberikan pemahaman dan pelaporan suspek melalui aplikasi SKDR (laporan sistem kewaspadaan dini dan respons)," katanya.
Baca Juga
Flu Singapura Berpotensi Meluas Saat Lebaran, Ini 9 Tips Sehat Cara Mencegahnya
Waspada! Setiap Pekan Ditemukan Kasus Flu Singapura di Kulonprogo
Tidak Ada Kasus Flu Singapura di Bantul
Pembajun menambahkan bahwa Flu Singapura sama halnya dengan flu biasa atau Covid-19. Hanya saja penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak tapi tidak menutup kemungkinan juga bisa diidap oleh orang dewasa dengan dampak yang lebih ringan.
"Gejalanya demam, batuk dan pilek. Pada anak-anak kadang terdampak lesi atau luka di sudut mulut. Untuk pengobatan bersifat symptom, artinya kalau gejala panas kuat maka diberi obat penurun panas," kata dia.
Dua Kali Terpapar
Christi, 30, warga Sleman mengaku anaknya sudah dua kali terkena Flu Singapura. Pertama pada 2022 lalu dan terakhir baru-baru ini. Semuanya diakibatkan oleh tertular dari saudaranya.
"Usia anak saya 34 bulan. Gejala yang pertama kali kena itu demam tinggi dan kulit melepuh. Yang sekarang tidak demam tapi kulit melepuh dan sariawan," imbuhnya.
Dijelaskannya, gejala saat anaknya terserang penyakit itu pada pertama kali dan kedua kalinya memang sedikit berbeda. Pada pertama kali selain demam tinggi, pada kulit anaknya juga muncul bintik-bintik merah. Anak juga tidak nafsu makan dan minum.
"Yang kedua kalinya ini tidak demam, tiba-tiba muncul bintik merah dan melepuh. Sekarang dirawat jalan dan masih belum nafsu makan dan minum," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gacoan Trending di X Setelah Didatangi Jokowi yang Pesan Mi Level 0
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- KPU DIY Akan Mengatur Mekanisme Penyaluran Bansos Jelang Pilkada 2024
- Pertokoan Malioboro Jogja Dicoret-coret! Pelaku Vandalisme Terekam CCTV
- Penyalahgunaan Narkoba: Polresta Jogja Tangkap 7 Orang, Sita Sabu hingga Obar Berbahaya
- Ratusan Pelajar SMP Jalani Tes Identifikasi Bakat Cabor Atletik di Stadion Tridadi
- Cara Memesan Tiket KA Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement