Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja
Advertisement
JOGJA—Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY merilis lima film pendek tentang kebudayaan di Jogja. Lima film dari para sineas Jogja ini merupakan hasil pendanaan dan pendampingan Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY pada tahun 2023. Ada tiga film fiksi berjudul Bakmi Kangen Rasa, Mancing Mayit, dan Suintrah. Sementara dua film berjenis dokumenter berjudul Lampahing Cakra dan Dolanan Kota.
Pendanaan dan pendampingan film dari Disbud DIY merupakan program rutin tahunan. Sejauh ini, sudah ada 120 film yang mereka produksi. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan pendanaan dan pendampingan film merupakan komitmen pemerintah daerah, melalui dana keistimewaan DIY, untuk memajukan dan mengembangkan film maker muda di DIY. Setiap film yang lolos kurasi mendapatkan pendanaan Rp180 juta.
Advertisement
"Harapannya bisa membuat ekosistem film di DIY berkembang maju, termasuk nantinya sub elemennya akan tumbuh berkembang. Kami juga ingin menumbuhkan kesadaran dan kepedulian sineas film di DIY untuk lebih mengangkat kearifan lokal atau objek budaya," kata Dian, saat ditemui di sela-sela acara Gala Premier Film Disbud DIY di Empire XXI, Jogja, Jumat (26/4/2024).
Tahun 2023, ada puluhan proposal film yang masuk ke Disbud DIY. Ada beberapa proses seleksi dari administrasi, pitching, serta one on one meeting. Setelah lolos penjaringan, sineas akan mendapatkan pendampingan dari supervisor. Melalui film-film ini, Disbud DIY menargetkan penayangan di festival nasional dan internasional.
Adanya kurasi dan juga pendampingan agar isu dan kualitas film semakin meningkat. "Tantangan yang kami berikan ke sineas di Jogja, bagaimana mengolah tema kebudayaan menjadi lebih update, menarik dan mungkin belum pernah ada. Konteks kebudayaan luas, dari proses lahir sampai meninggal," katanya.
Setelah serangkaian produksi film, Disbud DIY berharap sineas sudah siap masuk ke industri perfilman nasional serta internasional.
Produser film dokumenter Dolanan Kota, Tafsyiatun Rohanah, memproduksi film yang bercerita tentang para produsen dan pengasong mainan anak-anak asal Gunungkidul. Mereka menjajakan mainan tradisional yang semakin langka ini di sekitar Malioboro. Menurut Rohanah, selama proses produksi film, tim serasa berkontemplasi, bahwa kebudayaan seharusnya bisa menghidupi. Kebudayaan bukan hanya dilestarikan atau disimpan, kalau kebudayaan bisa menghidupi maka bisa berpotensi tetap lestari.
Meski memproduksi mainan anak tradisional merupakan kerja-kerja melestarikan, sayangnya pengasong masih sering kucing-kucingan saat jualan di Malioboro. Mereka masih rentan adanya razia. "Kami berharap, semua pihak ikut terlibat dan selalu berpikir melestarikan mainan tradisonal, sebelum punah, hilang, atau diklaim negara lain. Mari kita jaga, salah satunya dengan memberi tempat pada pengasong, misal dianggap menggangu maka diberi tempat atau dirias," katanya.
Produser film Bakmi Kangen Rasa, Dafrosa Gita, bercerita melalui filmnya tentang warisan kuliner di Jogja. Berbeda dengan warisan bentuk lain, warisan kuliner cukup susah untuk bisa sama persis dengan aslinya. Beda tangan, beda rasa pula. Terlebih perlu penyesuaian dengan perkembangan zaman. "Semoga cerita film kami bisa bermanfaat bagi banyak orang Jogja, yang kami angkat tentang bakmi yang juga khas Jogja," katanya.
Bagi sineas yang hendak mengajukan proposal di seleksi pendanaan Disbud DIY, maka perlu memilih isu yang unik dan erat kaitannya dengan kebudayaan di Jogja. Namun kebudayaan tidak saklek selalu tentang tradisi. "Angkat isu yang seksi untuk diangkat," ujarnya. "Saat tahun kami mengajukan ide cerita ini, belum ada film pendanaan Disbud DIY yang mengangkat budaya kuliner." (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
- Begini Komitmen Paslon Pilkada Jogja untuk Mewujudkan Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi
- 50 Kepala Dukuh Perempuan Kulonprogo Ikut Pendidikan Politik
- Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
Advertisement
Advertisement