Advertisement

Promo November

Penurunan Angka Pengangguran di Gunungkidul 2023 Tak Capai Target

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 01 Mei 2024 - 17:47 WIB
Ujang Hasanudin
Penurunan Angka Pengangguran di Gunungkidul 2023 Tak Capai Target Ilustrasi pengangguran - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Penurunan angka pengangguran di Kabupaten Gunungkidul pada 2023 tidak mencapai target. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah dan terus melakukan program intervensi untuk menurunkan angka tersebut seperti program job fair dan pelatihan kerja di balai latihan kerja.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Mohammad Arif Aldian mengaku meski masih di bawah target 2,00%, angka penangguran di Gunungkidul menjadi yang terendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di DIY.

Advertisement

Angka pengangguran terbuka di Gunungkidul pada 2023 berada di angka 2,09%. Sedangkan, angka penggangguran di Kulonprogo berada di angka 2,40%; lalu Bantul di angka 3,78%; Sleman di angka 4,47%; dan Kota Yogyakarta di angka 6,07%.

Arif mengatakan angka pengangguran tersebut cenderung fluktuatif. Hanya, dia belum dapat menyampaikan faktor penyebabnya.

“Kalau dibandingkan dengan target ya masih di bawah target. Tapi kalau melihat scoupe regional DIY, angka penangguran di Gunungkidul paling rendah,” kata Arif dihubungi, Selasa (30/4).

Catatan Dinas Perindustrian Koperasi UKM dan Tenaga Kerja (DPKUKMTK) Gunungkidul, melalui kepemilikan kartu kuning atau AK 1, menunjukkan ada total 1.704 pencari kerja (pencaker) pada 2023. Dari jumlah tersebut, 987 merupakan laki-laki dan 717 perempuan.

Dari 1.704 pencaker tersebut tidak semua berhasil ditempatkan atau mendapat pekerjaan. Hanya ada 937 pencaker yang ditempatkan di berbagai perusahaan dengan sektor yang beragam. Rinciannya sebanyak 841 ditempatkan di wilayah DIY atau antarkerja lokal (AKL), lalu antarkerja antardaerah (AKAD) ada 30 orang, dan antarkerja antarnegara (AKAN) ada 66 orang.

Sekda Gunungkidul, Sri Suhartanta mengatakan pembangunan di Gunungkidul, mengacu pada 12 indikator kinerja utama (IKU), mayoritas tercapai meski angka pengangguran masih di angka 2,09% pada 2023.

BACA JUGA: Pengangguran di Gunungkidul Diklaim Paling Rendah di DIY

“Indeks infrastruktur daerah saja kemarin tercapai di angka 71,00 dan tingkat pengangguran di Gunungkidul paling rendah, 2,09 persen,” kata Suhartanta.

Dia juga mengatakan pertumbuhan ekonomi tergolong baik karena berada di angka 5,04% dari target di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 – 2026 yaitu 3,50%.

Pertumbuhan 5,04% tersebut banyak disumbang dari kunjungan wisatawan di Gunungkidul. Kunjungan tersebut menggerakkan sektor yang ada seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan jasa wisata.

Tahun lalu, ada sebanyak 3.447.743 orang berkunjung di Gunungkidul. Pendapatan asli daerah (PAD) yang didapat mencapai Rp25,11 miliar. Kunjungan paling banyak berada di kawasan pantai hingga 95%.

Guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka pengangguran, Suhartanta menegaskan Pemkab terbuka kepada investor yang akan menanamkan modalnya. “Kami juga sudah memiliki Perda Penyelenggaraan Penanaman Modal,” katanya.

Perda No. 2/2023 tersebut memuat delapan tujuan penanaman modal seperti menciptakan lapangan kerja di daerah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat nilai investasi terbesar tahun lalu disumbang sektor usaha mikro kecil (UMK) yang mencapai Rp421,6 miliar dari total realisasi investasi yang mencapai angka Rp629,1 miliar baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN). Padahal, target investasi pada 2023 sebesar RpRp447 miliar.

Shuttle Bus

Pengembangan kawasan wisata terus dilakukan. Kepala Bappeda Gunungkidul menyampaikan rencanan pembangunan shuttle bus masil dilakukan. Belum ada keputusan waktu pembangunan.

BACA JUGA: Pencari Kerja di Gunungkidul Didominasi Lulusan SMK

“Rencana pembangunan shuttle ada di sisi timur di wilayah dekat Wediombo. Di situ lahan parkir terbatas dan kunjungan wisatawan banyak tidak mampu ditampung termasuk lahan parkir tidak dapat untuk melakukan manuver bus,” kata Arif.

Arif mengaku Pemerintah Kalurahan Jepitu, Girisubo sudah menjajaki kemungkinan pembangunan menggunakan dana keistimewaan dan perizinan penggunaan tanah kas desa.

“Kamu juga punya rencana besar ke penataan kawasan selatan. Tapi saat ini masih belum mengarah ke sana,” katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Dishub Gunungkidul, Bayu Susilo Aji mengatakan Pemkab Gunungkidul akan membangun lokasi shuttle bus di tiga titik. Dua lokasi shuttle berada di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) bagian timur di Kalurahan Jepitu dan dan barat di kawasan Paralayang, Kapanewon Purwosari. Sedangkan, satu shuttle akan dibangun di kawasan wisata Nglanggeran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement