Advertisement

TPA Piyungan Ditutup, TPS3R di Tingkat Kalurahan di Bantul Kebanjiran Pelanggan

Jumali
Sabtu, 04 Mei 2024 - 13:07 WIB
Lajeng Padmaratri
TPA Piyungan Ditutup, TPS3R di Tingkat Kalurahan di Bantul Kebanjiran Pelanggan Lurah Bangunjiiwo, Pardja saat menjelaskan terkait peningkatan jumlah pelanggan dari TPS3R Resik Tenan, usai penutupan TPA Piyungan, Sabtu (4/5/2024) - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) tingkat kalurahan di Bantul mengaku mengalami peningkatan jumlah pelanggan sejak ditutupnya tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan.

Oleh karena itu, untuk menampung sampah dari para pelanggan, TPS3R di tingkat kalurahan kini terus meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah.

Advertisement

BACA JUGA: Peneliti Ungkap 40% Wanita Berisiko Alami Depresi Jelang Menopause

Salah satunya yang dialami oleh TPS3R Resik Tenan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Kamulyan.

Lurah Bangunjiwo, Kasihan, Pardja mengatakan, sejak adanya penutupan TPA Piyungan, jumlah pelanggan di tempatnya mengalami peningkatan signifikan. Pada pertengahan 2023 lalu, jumlah pelanggan TPS3R Resik Tenan awalnya hanya ada 180 pelanggan kemudian berkembang menjadi 600 pelanggan. Jumlah saat ini meningkat menjadi 1.000an pelanggan, usai penutupan TPA Piyungan per 1 Mei 2024. Adapun besaran tarif yang dikenakan per pelanggan adalah Rp40.000 per bulan.

"Jadi memang ada peningkatan sejak TPA Piyungan ditutup. Oleh karena itu, kami terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di sini," papar Pardja, Sabtu (4/5/2024).

Saat ini, kata Pardja, kapasitas pengelolaan sampah di TPS3R Resik Tenan masih terbatas. Sebab, saat ini baru ada satu hanggar dan 1 insenerator untuk pembakaran sampah residu yang mampu mengolah sampah sebanyak 2 ton per hari. Padahal, dengan penduduk 3.000 kepala keluarga, jumlah sampah yang terkumpul di Kalurahan Bangunjiwo mencapai 4 ton setiap harinya.

"Untuk itu, tahun ini kami berencana menambah satu hanggar dan satu alat insenerator," lanjut Pardja.

Menurut Pardja, pembangunan hanggar dan pengadaan satu alat insenerator baru bisa dilakukan pada pertengahan tahun ini. Sebab, anggaran untuk pembangunan hanggar dan pengadaan alat insenerator senilai Rp1 miliar dengan menggunakan Dana Keistimewan (Danais) dari Pemda DIY baru akan cair pada pertengahan tahun ini.

"Kebetulan, Bangunjiwo ini kan masuk dalam desa mandiri budaya. Setiap tahun mendapatkan anggaran Rp1 miliar. Dan, tahun ini, kami mendapatkan tambahan sekitar Rp1,87 miliar. Nanti tambahan itu untuk pembangunan infrastruktur, dan Rp1,5 miliar untuk pengolahan sampah serta pengembangan seni dan budaya," ungkap Pardja.

Menurut Pardja, penggunaan Danais untuk penanganan sampah di wilayahnya pada tahun ini adalah kali keempat. Sebab, sejak awal pembangunan TPS3R yang berada di Dukuh Petung dan menempati Tanah Kas Desa (TKD) tersebut juga melibatkan Danais.

"Jadi awalnya TPS3R ini dibangun pakai Dana Desa. Kemudian kami tambah anggarannya menggunakan Danais. Karena kami memang mendapatkan Danais Rp1 miliar setiap tahun sejak 2021. Danais ini kami manfaatkan membangun TPS3R dan alat insenerator. Jadi kalau ditotal saat ini sudah habis sekitar Rp2 miliar," papar Pardja.

Selain penambaan hanggar dan penambahan alat insenerator, di TPS3R yang mempekerjakan 12 orang ini, ungkap Pardja, pihaknya juga mulai mengembangkan budidaya maggot. Di mana, sarana untuk budidaya ini sepenuhnya didukung oleh sektor swasta.

"Karena kan sampah bekas makanan dari berbagai restoran ini sebenarnya bisa digunakan untuk pakan maggot. Ke depan kami juga akan bangun tempat pengepresan bahan dan biji plastik sebelum dihancurkan. Kami juga akan mengintegrasikan TPS3R ini dengan pertanian dan peternakan," papar Pardja.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, saat ini di Kabupaten Bantul ada sekitar 16 TPS3R yang dikelola oleh BUMKal. Saat ini Pemkab tengah memetakan dan terus mendorong TPS3R di tingkat kalurahan bisa dioptimalkan untuk kapasitas pengelolaan sampah.

"Karena setelah TPA Piyungan ditutup, maka TPS3R milik kalurahan seperti di Panggungharjo, Guwosari memang harus ditingkatkan kapasitasnya, sambil menunggu selesainya pembangunan 3 TPST yang kini masih berproses," ucap Halim.

BACA JUGA: Info Stok dan Jadwal Donor Darah di DIY Hari Ini 4 Mei 2024

Paniradya Pati Kaistimewan Pemda DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan, jika Danais untuk desa mandiri budaya memang bisa digunakan untuk membantu desentralisasi pengelolaan sampah. Pada 2023, kata Aris di Bantul ada sejumlah desa mandiri budaya seperti Kalurahan Karangtengah, Pandowoharjo, Panggungharjo dan Guwosari yang memilih memanfaatkan Danais untuk penanganan sampah.

"Untuk tahun ini kalurahan mandiri budaya di Bantul yang ikut melakukan penanganan sampah ada Potorono, Caturharjo dan Mulyodadi. Kami sendiri siap membantu, jika nantinya TPS3R yang ada mau dikembangkan. Karena ada kesepakatan untuk penanganan desentralisasi sampah di kabupaten, ada kolaborasi bersama termasuk pendanaan," ucap Aris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dituding Mutu Jalan Tol MBZ di Bawah Standar, Begini Respons Pengelola

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement