Advertisement

Alat Deteksi Malnutrisi Karya Guru Besar UGM Bisa Digunakan Kurang dari Lima Menit

Newswire
Kamis, 09 Mei 2024 - 18:37 WIB
Maya Herawati
Alat Deteksi Malnutrisi Karya Guru Besar UGM Bisa Digunakan Kurang dari Lima Menit Foto ilustrasi nutrisi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Alat skringin gizi untuk mendeteksi malnutrisi pada pasien di rumah sakit, yang dikembangkan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Susetyowati, bisa digunakan dalam waktu singkat.

Susetyowati mengatakan alat yang diberi nama Simple Nutrition Screening Tool (SNST) memiliki pola kerja sederhana yang bisa digunakan dalam waktu kurang dari lima menit.

Advertisement

"Alat skrining gizi ini sangat sederhana ini tanpa pengukuran antropometri yang menjadi hambatan selama ini dan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat yaitu tiga hingga lima menit," kata dia, Rabu (7/5/2024).

Alat skrining gizi SNST, kata dia, menggunakan enam pertanyaan untuk menilai status gizi seseorang. Susetyowati menyebut alat skrining gizi SNST yang dikembangkan telah dibandingkan dengan skrining gizi yang lain yang sudah terbukti valid dan reliabel sehingga memiliki nilai yang sama dengan alat skrining lainnya.

Malnutrisi, kata dia, masih menjadi salah satu isu yang dihadapi tenaga kesehatan di rumah sakit karena angkanya masih tergolong tinggi terutama di negara berkembang.

BACA JUGA: Buntut Pembuangan Ilegal, Bupati Gunungkidul Terbitkan Inbup Pengendalian Sampah

Dia mengatakan malnutrisi diartikan sebagai kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan zat gizi yang menghasilkan efek tidak baik pada komposisi tubuh, fungsi, dan dampak klinis.

Menurut dia, munculnya kasus malnutrisi di rumah sakit disebabkan kurangnya pengukuran dan pencatatan rutin tinggi serta berat badan, serta kurangnya keterampilan menilai status gizi dengan antropometri dan biokimia.

"Kekurangan ini membuat catatan pada rekam medik terkait monitoring asupan makan pasien berkurang sehingga asupan gizi sebagian besar tidak terdeteksi dan tidak dilakukan monitoring status gizi secara rutin," ujar dia.

Karena itu, kata dia, skrining gizi sangat perlu dilakukan pada semua pasien rawat inap bertujuan untuk memprediksi probabilitas membaik atau memburuknya dampak yang berkaitan dengan faktor gizi dan mengetahui pengaruh intervensi gizi.

"Kehilangan berat badan, indeks massa tubuh, dan kurangnya asupan makanan merupakan elemen utama dalam mendefinisikan malnutrisi," kata Susetyowati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Elon Musk: PLTS Jadi Solusi Atasi Krisis Air Global

News
| Senin, 20 Mei 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement