Advertisement

Nilai Tanah di Bantul: Dari Januari 2024, BPKAD Bantul Catat Ada 5.000 Transaksi Jual Beli Tanah

Jumali
Rabu, 22 Mei 2024 - 21:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Nilai Tanah di Bantul: Dari Januari 2024, BPKAD Bantul Catat Ada 5.000 Transaksi Jual Beli Tanah Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Meski nilai tanah di Bantul mengalami peningkatan, hal itu tidak membuat transaksi jual beli tanah di Bumi Projotamansari menurun.

Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Bantul bahkan mencatat, selama Januari hingga Mei 2024, ada 5.000-an transaksi jual beli tanah. "Data di kami dari Januari hingga saat ini ada 5.000 transaksi jual beli tanah. Untuk sebaran per bulan, bervariasi," kata Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Penetapan BPKPAD Kabupaten Bantul, Anggit Nur Hidayat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (22/5/2024).

Advertisement

Terkait dengan transaksi jual beli tanah paling banyak, Anggit mengaku biasanya terjadi jelang pergantian tahun atau bulan Desember. "Karena kan mereka takut tahun depan ada kebijakan baru dari pemerintah. Jadi jumlahnya biasanya meningkat di bulan Desember," terang Anggit.

Baca Juga

Nilai Tanah di Bantul: Ini Kawasan yang Nilainya Tertinggi dan Terendah

Harga Tanah Sepanjang JJLS Wilayah Bantul Mulai Naik, Segini Besarannya

Harga Tanah di Sekitar JJLS Bantul Melonjak, dari Rp350.000 Jadi Rp2 Juta per Meter

Berdasarkan survei penawaran nilai tanah beberapa waktu lalu, Anggit mengungkapkan saat ini untuk kawasan aglomerasi (Banguntapan, Sewon dan Kasihan), nilai jual tanah tertinggi ada di tepi Jalan Gedongkuning, Banguntapan. Nilai tanah disana saat ini mencapai Rp6 juta per meter persegi.

Nilai tersebut hampir sama dengan kawasan di Ringroad Timur Banguntapan dengan nilai Rp6 juta per meter persegi. Sementara nilai tanah untuk pinggir jalan ringroad sekitar UMY, Tamantirto, Kasihan antara Rp5 sampai 6 juta per meter persegi. Untuk kawasan Ringroad di kawasan Sewon, nilai tanah sekitar Rp4 juta per meter persegi. Sedangkan untuk Jalan Bantul, nilainya mulai Rp4 sampai Rp5 juta per meter persegi.

"Harga itu untuk yang ada di tepi jalan raya, ya. Tentu nilainya akan berbeda. Tergantung aksesnya," katanya.

Menurut dia, tingginya nilai tanah dipengaruhi banyak hal. Mulai dari lokasi, bentuk dan luasan. Untuk nilai tanah di pinggir jalan akan lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang tidak memilki akses.

Selain itu, Anggit juga melihat nilai tanah juga dipengaruhi dengan ada tidaknya kawasan perumahan di wilayah tersebut. Sebab, diakuinya keberadan perumahan, cukup mendongkrak nilai tanah di suatu kawasan.

Ia mencontohkan nilai tanah di Sedayu, Pajangan, dan sekitaran Bangunjiwo serta Guwosari saat ini mengalami peningkatan karena banyaknya perumahan di kawasan tersebut.

"Jadi ada andilnya juga, keberadaan perumahan. Seperti Sedayu itu nilainya sekarang tinggi," ungkap Anggit.

Dia memastikan untuk nilai tanah di Sedayu saat ini lebih tinggi dibandingkan tiga kapanewon di pesisir Selatan Bantul seperti Kretek, Sanden dan Srandakan. Padahal, nilai tanah di tiga kapanewon tersebut saat ini telah terdongkrak setelah keberadaan jalur jalan lintas selatan (JJLS). "Dulu di sana (sebelum ada JJLS) nilainya hanya Rp300.000, saat ini lebih dari Rp1 juta," katanya.

Sementara untuk nilai tanah yang berada di kawasan episentrum gempa 2006, yakni kawasan Pundong, Anggit mengaku saat ini juga mengalami peningkatan. Apalagi, saat ini mulai ada yang membangun perumahan dengan skala kecil di kawasan tersebut. "Jadi adanya stigma jika kawasan tersebut rawan gempa tidak berpengaruh sekarang," ungkapnya.

Hal ini, kata dia, berbeda dengan nilai tanah di Dlingo. Di kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Gungkidul tersebut, masih ada harga tanah dengan nilai ratusan ribu. Karena, kata Anggit di kawasan tersebut masih berupa pegunungan. "Apalagi yang tidak ada akses jalan. Pasti nilainya lebih rendah," ucap Anggit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Gempur Rokok Ilegal

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketiga Dunia Minggu Pagi Ini

News
| Minggu, 23 Juni 2024, 08:47 WIB

Advertisement

alt

Libur Iduladha, Warung Satai Klathak di Jogja Ini Diserbu Wisatawan

Wisata
| Kamis, 20 Juni 2024, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement