Advertisement
Keracunan di Playen Telan 2 Korban Jiwa, Ternyata Ini Menu Hajatan yang Disajikan Tuan Rumah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan tempat pengolahan makanan. Imbauan ini merespons munculnya peristiwa dua warga yang meninggal dunia akibat keracunan makanan di Padukuhan Tumpak, Kalurahan Ngawu, Playen, Gunungkidul.
Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie mengaku akan melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus di Playen itu. Akan teteapi lantaran masih dalam suasana berduka, petugas belum diperbolehkan masuk ke dalam tempat pengolahan makanan yang merupakan rumah warga itu.
Advertisement
"Yang kami sayangkan karena petugas belum diizinkan untuk masuk di tempat karena itu makanan olahan rumahan bukan olahan pihak ketiga," katanya, Selasa (28/5/2024).
Pembajun menjelaskan kasus itu bermula dari acara syukuran. Sejumlah warga dan tetangga diundang untuk mengikuti acara itu. Kurang lebih ada sebanyak 15 orang kerabat yang hadir di acara itu. Empat orang lainnya tidak hadir tapi diberi hantaran. "Masakan itu sendiri tentunya dibuat sebelum maghrib ya pas acara berlangsung dan menurut beberapa korban yang kami tanya memang tidak ada rasa atau bau yang aneh dari makanan itu," ujarnya.
Acara syukuran itu digelar pada Kamis 23 Mei lalu. Para kerabat yang menghadiri syukuran baru merasakan gejala diare dan demam pada Jumat 24 Mei pagi.
Dari 19 orang yang mengkonsumsi makanan syukuran itu tujuh di antaranya menjalani rawat jalan, lima rawat inap dan tujuh lainnya tidak bergejala. "Memang yang jadi sampel makanannya tidak ada. Waktu kami turun ke lapangan sudah tidak ada lagi sisa karena memang sudah lama juga. Kami turun hari Senin, 27 Mei karena baru dapat informasi Minggu, 26 Mei," katanya.
Adapun makanan yang dikonsumsi para kerabat itu di antaranya urap, ayam goreng, tempe dan nasi putih. Ada pula sambal terasi dan bawang serta air mineral. "Yang tidak bisa kami telusuri, apakah keracunan makanan atau minuman itu mohon maaf berasal dari tempat pengolahannya? Karena kami tidak bisa masuk melihat tempat pengolahannya. Belum diperkenankan dari pihak keluarga," ujarnya.
Di sisi lain, petugas juga belum bisa mendeteksi penyebab keracunan yang berasal dari feses para korban. Petugas tidak bisa membedakan apakah itu dari makanan, minuman atau dari bakteri lain. Fenomena ini, kata dia menjadi pekerjaan rumah bagi lintas sektor untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas.
"Memang sekarang olahan makanan itu harus diolah dengan baik. Tidak hanya kualitas makanan tetapi juga tempat pengolahan harus jadi perhatian," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

3 Orang Tewas di Pesta Rakyat Garut, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian di Balik Tragedi Rangkaian Pernikahan Putra Dedi Mulyadi
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Ada Ratusan Layang-Layang Hiasi Langit Pantai Parangkusumo pada JIKF 2025, 26-27 Juli 2025
- Ada Materi tentang Narkoba dalam MPLS untuk Pelajar di Sleman
- Mobil Nissan Tabrak Pejalan Kaki dan Empat Kendaraan di Jalan Parangtritis Km 24 Bantul, Dua Orang Patah Tulang
- Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
- Ditawari Jadi Staf Dapur di Thailand, Perempuan Warga Jogja Malah Dibawa ke Kamboja, Dipaksa Jadi Penipu Online
Advertisement
Advertisement