Advertisement

Kronologi dan Penyebab Dua Orang Tewas karena Keracunan Makanan Syukuran Menjadi Tentara di Gunungkidul

Andreas Yuda Pramono
Senin, 27 Mei 2024 - 18:52 WIB
Budi Cahyana
Kronologi dan Penyebab Dua Orang Tewas karena Keracunan Makanan Syukuran Menjadi Tentara di Gunungkidul Pemakaman salah satu korban keracunan makanan di Kalurahan Playen, Playen, Gunungkidul, Senin (27/5/2024). Dua orang meninggal dunia diduga karena keracunan setelah syukuran diterima menjadi tentara. - Harian Jogja/Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dua penduduk Padukuhan Tumpak, Kalurahan Ngawu, Playen, meninggal dunia diduga karena keracunan makanan. Kronologi peristiwa itu berawal dari syukuran salah satu penduduk yang diterima menjadi tentara.

Pada Sabtu (25/5/2024), bocah sembilan tahun berinisial KAS meninggal dunia. Satu hari berselang, pria 60 tahun yang juga saudara KAS, yakni WA, kehilangan nyawa. Keduanya diduga keracunan setelah menyantap makanan yang dihindangkan dalam syukuran salah satu keluarga di Tumpak.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Ismono mengatakan kakek berumur 60 tahun meninggal dunia diduga keracunan makanan meski sudah dirawat di rumah sakit. "Tambah satu meninggal dan sempat dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Jogja. Tadi tim Dinkes DIY dan Kabupaten, Panewu, Polsek setempat melakukan penyelidikan epidemiologi," kata Ismono, Senin (27/5/2024).

BACA JUGA: Ini Kesaksian Warga di Sekitar Lokasi Tabrak Entok yang Tewaskan Anak dan Ibu di Bantul

Lurah Ngawu Wibowo Dwi Jadmiko mengatakan WA masih satu kerabat dengan korban bocah 9 tahun yang meninggal sebelumnya. “Anak kecil yang meninggal beberapa hari lali adalah cucu dari kakak Pak WA,” kata Jadmiko.

Jadmiko menceritakan kronologi insiden itu. Peristiwa nahas itu berawal dari syukuran karena salah satu anggota keluarga WA dan KAS di Padukuhan Tumpak diterima menjadi tentara. Syukuran diadakan pada Kamis (23/5/2024) malam. Keluarga tersebut memasak sambal, ayam, dan urap. Jumat (24/5/2024) pagi, mereka menderita mual dan diare.

Dua anggota keluarga itu, yaitu KAS yang berusia sembilan tahun meninggal dunia pada Sabtu (25/5/2024), sedangkan WA meninggal dunia pada Minggu (26/5/2024).

KAS dimakamkan pada hari yang sama, sedangkan WA dimakamkan pada Senin (27/5/2024) siang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nduwet, Playen.

BACA JUGA: 110 Warga Semin Diduga Keracunan Makanan Bulan Lalu, Begini Hasil Tes Lab Dinkes

Dinkes Gunungkidul menduga kematian dua warga Kapanewon Playen akibat bakteri Escherichia coli (E-coli). Kepala Dinkes Gunungkidul Ismono mengatakan Tim Penyelidikan Epidemiologi (PE) Dinkes Gunungkidul dan Tim Dinkes DIY telah melakukan PE di Playen dan sudah mendapat sampel muntahan dan feses korban. Sampel tersebut kemudian dikirim ke salah satu laboratorium mikrobiologi di Kota Jogja.

Keracunan yang terjadi untuk kesekian kalinya di Bumi Handayani itu diakibatkan ketidaktahuan dalam mengolah bahan makanan, termasuk memperhatikan kualitas air. Menurut Ismono, bakteri E-coli juga dapat menyebabkan kematian.

“Kami mencurigai bakteri E-coli. Ini masih dugaan. Dalam dosis tertentu, bakteri itu dapat menyebabkan kematian, terlebih ditambah kondisi badan yang tidak fit,” kata Ismono di Kompleks Pemkab Gunungkidul, Senin.

Menurut Ismono, keluarga KAS sempat meminta agar KAS menjalani pemeriksaan rawat jalan setelah KAS diopname. Naman, setelah dirawat jalan, kondisi KAS memburuk. Dia mengalami dehidrasi dan lemas. KAS lantas dibawa ke Rumah Sakit (RS) Nur Rohmah kembali.

Adapun WA yang dirujuk dari RS Nur Rohmah ke RS PKU Muhammadiyah Jogja memiliki penyakit penyerta yaitu hipertensi dan gulu. Penyakit ini memperburuk kondisi WA, sehingga dia meninggal dunia.

BACA JUGA: Dinkes Gunungkidul Sebut E-Coli Jadi Sebab Keracunan Massal di Kalitekuk

Budaya kekerabatan yang kuat dan tasyakuran yang tinggi menjadi salah satu faktor yang mengamplifikasi dampak keracunan. Sebab itu, keracunan massal berulang kali terjadi di Gunungkidul.

Dinkes mengimbau agar puskesmas di wilayah masing-masing dapat melakukan promosi dan penyuluhan kemanan pangan bersama pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah kapanewon.

Insiden keracunan sudah sering terjadi di Gunungkidul Sebelumnya, Dinkes melaporkan beberapa warga Padukuhan Kalitekuk dan Padukuhan Joho, Kalurahan Kalitekuk, Semin juga mengalami hal sama. Kala itu, Ismono mengatakan bakteri E-coli menjadi sebab keracunan massal di Padukuhan Kalitekuk. Bakteri ini juga diduga menjadi biang keracunan massal di Padukuhan Joho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilkada 2024, Warga Diimbau Pilih Calon Kepala Daerah yang Peduli Kesehatan Warga

News
| Sabtu, 05 Oktober 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement