Dinkes Gunungkidul Sebut E-Coli Jadi Sebab Keracunan Massal di Kalitekuk
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menegaskan bakteri eschericihia coli atau e-coli dapat mengakibatkan keracunan massal.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono mengatakan bakteri yang menyebabkan sakit di saluran pencernaan tersebut pernah menjadi sebab keracunan massal di Padukuhan Kalitekuk, Kalitekuk, Semin, Gunungkidul beberapa waktu lalu.
Advertisement
Penyebab awalnya adalah mereka memakan nasi kenduri. Ada sekitar 70 nasi beserta lauk dan urapan dibagikan dari salah satu warga masyarakat yang mempunyai hajat. Setidaknya ada total 110 warga yang mengalami gejala mual.
“Bakteri e-coli ini juga kemungkinan menjadi penyebab keracunan massal di Padukuhan Joho, Semin,” kata Ismono ditemui di Lapangan Kesatrian, Wonosari Senin (20/5/2024).
Ismono menjelaskan guna mengetahui kualitas atau kandungan bakteri pada air, seseorang perlu mengecek di laboratorium. Masyarakat tidak dapat melihat secara langsung, karena bakteri itu tak kasatmata.
Hanya, menurut Ismono, potensi kandungan bakteri dapat diamati dari sanitasi. Septic tank atau tangki septik yang terlalu dekat dengan sumur akan memperbesar kemungkinan munculnya bakteri e-coli. Paling tidak, tangki septik harus berjarak sekitar 10 meter dari sumur. Dengan begitu, bakteri akan tersaring di lapisan-lapisan tanah.
Baca Juga
110 Warga Semin Diduga Keracunan Makanan Bulan Lalu, Begini Hasil Tes Lab Dinkes
Belasan Anak di Klumpit Gunungkidul Keracunan Takjil
Kasus Keracunan di Girisubo Gunungkidul, Penyebab Kematian Menunggu Hasil Laboratorium
Adapun akses sanitasi aman di Gunungkidul hingga 2023 baru mencapai 9,16%. Akses sanitasi aman adalah fasilitas sanitasi yang dimiliki oleh rumah tangga yang terhubung dengan tangki septik. Padahal target sanitasi aman nasional untuk 2024 adalah 15%. Dengan begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul perlu melakukan percepatan pembangunan/perbaikan sanitasi.
Ketua Tim Kerja Permukiman dan Penyehatan Lingkungan Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Yuliana Dwi Arsanti mengatakan jawatannya juga melakukan sosialisasi edukasi perihal membangun tangki septik jauh dari sumur atau sumber air pada saat sebelum pelaksanaan program sanitasi aman. Namun, edukasi terbatas pada calon penerima kegiatan.
Yuliana menyampaikan akses sanitasi mengacu pada RPJM Gunungkidul hingga 2023 sebesar 85,39%. Realisasinya justru 96,13%, yang terbagi menjadi akses aman sebesar 9,16% dan akses layak 86,97%.
Guna mengejar target sanitasi aman nasional, Pemkab sedang merencanakan program hibah air limbah setempat. Melalui program tersebut, Pemkab akan membangun tangki septik individu untuk 150 kepala keluarga (KK).
Selain itu, Kementerian-PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) DIY juga akan menjalankan program instruksi presiden (inpres) pengelolaan air limbah domestik 2024 yang digelar dalam dua tahap. Tahap I digelar dengan sasaran 500 KK dan tahap II dengan 704 KK.
“Pembangunan tangki septik dari APBD, perkiraan mulai pengerjaan fisik baru dapat dilakukan pertengahan Juni 2024. Kalau program inpres, tahap I sedang proses tender, yang tahap II sedang mulai proses verifikasi calon penerima manfaat,” kata Yuliana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Keluarkan Api Setinggi 350 Meter
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
- Tak Gelar Kampanye Akbar Pilkada Sleman, Tim Paslon Harda-Danang Bikin Kegiatan Bermanfaat di 17 Kapanewon
- Kembali Aktif Setelah Cuti Kampanye, Ini Pesan KPU Kepada Bupati Halim dan Wabup Joko Purnomo
- Semarak, Ratusan Atlet E-Sport Sleman Bertarung di Final Round E-Sport Competition Harda-Danang
- Tahun Ini Hanya Digelar Sekali, STTKD Mewisuda 691 Lulusan
Advertisement
Advertisement