Advertisement

Berkumpul di UGM, Peneliti Indonesia dan Australia Bahas Penguatan Komunikasi Kebijakan Perubahan Iklim

Catur Dwi Janati
Rabu, 04 Juni 2025 - 08:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Berkumpul di UGM, Peneliti Indonesia dan Australia Bahas Penguatan Komunikasi Kebijakan Perubahan Iklim Mengasah Ilmu Dijiwai Semangat Nilai Kemanusiaan/IST

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—KONEKSI bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan CONNECT! #8 bertajuk "Media Communication on Climate Change Policies". 

Kegiatan tersebut digelar menyoroti pentingnya penguatan komunikasi media terkait kebijakan perubahan iklim, serta peningkatan kolaborasi lintas sektor antara peneliti, lembaga pemerintah, mitra pembangunan dan praktisi.

Advertisement

Penelitian kolaboratif dengan beragam tema hasil kerja sama Universitas Gadjah Mada dan Universitas Deakin yang melibatkan 14 peneliti Indonesia dan Australia dibahas tuntas dalam diskusi ini.

Minister Counsellor for Governance and Human Development of the Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), Tim Stapleton mengatakan penguatan hubungan Australia dan Indonesia dapat memperkuat institusi untuk mendukung pembangunan yang inklusif, inovatif dan berkelanjutan. Khususnya dalam menanggulangi masalah perubahan iklim.

BACA JUGA: Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM Beri Pandangannya Soal Stand-up comedy Dalam Literasi Politik Masyarakat

"Australia dan Indonesia terus memperkuat hubungan antar masyarakat dan institusi guna mendukung pembangunan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Kerja sama riset antara Universitas Gadjah Mada and Deakin University akan meningkatkan pembelajaran dua arah antar negara dalam menanggulangi masalah perubahan iklim," kata Tim pada Selasa (3/6/2025).

Dalam diskusi ini, media dianggap memainkan peranan penting untuk mendukung komunikasi publik yang efektif dan inklusif. Salah satunya bagaimana kebijakan perubahan iklim dikomunikasikan secara efektif kepada semua lapisan masyarakat.

Tak terkecuali pendekatan yang adaptif dan relevan secara lokal, terutama di daerah pedesaan yang berisiko. Indonesia telah mengatasi tantangan komunikasi perubahan iklim melalui Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) 2014 yang mengacu pada "Sosialisasi Kesadaran Publik Tentang Fenomena dan Dampak Perubahan Iklim iklim."

Sejalan dengan RAN API 2014, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi), Nezar Patria juga menekankan pentingnya penguatan komunikasi publik. Bagi Nezar, perubahan iklim merupakan isu yang membutuhkan tindakan berbasis bukti kuat dan urgensi tinggi. Alih-alih menunggu semua fakta ilmiah benar-benar mutlak. 

"Namun pada praktiknya, jurnalis yang lebih banyak generalis, dihadapkan untuk meliput topik perubahan iklim yang kompleks. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk membantu menjembatani kesenjangan antara ilmuwan dan media," tuturnya. 

Mengingat pentingnya kolaborasi interdisipliner, KONEKSI mendanai proyek antara Universitas Gadjah Mada dan Universitas Deakin dalam menyusun penelitian membangun ketahanan di masyarakat pedesaan yang berisiko melalui peningkatan komunikasi media tentang kebijakan perubahan iklim.

Penelitian ini berfokus pada pemahaman komunikasi media terkait kebijakan perubahan iklim, sekaligus meningkatkan kapasitas publik, khususnya masyarakat di daerah rentan dan terpencil, untuk menilai keandalan informasi, serta berpartisipasi dalam kebijakan iklim yang relevan dengan mereka. 

Dalam diskusi panel, dihadirkan pembicara dari Pemerintah pusat dan daerah yang membahas strategi pemerintah dalam pengendalian dan komunikasi perubahan iklim.

Keduanya yakni Direktur Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon (NEK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) serta Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BPLH), Wahyu Marjaka dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kusno Wibowo.

Keduanya menyebut jika diperlukan keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung penyebaran informasi yang inklusif tentang pesan-pesan terkait iklim agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil. 

Salah satu hasil survei penelitian kolaboratif turut menjadi sorotan dalam diskusi bersama Dr. Anna Klas dari Universitas Deakin yang mengeksplorasi dinamika pelaporan media di Indonesia dan Australia. Penelitian ini berfokus pada perbedaan karakteristik bagaimana kedua negara menangani informasi kebijakan perubahan iklim bagi masyarakat pedesaan yang berisiko. 

Melalui hasil survei, alat multibahasa yang menerapkan teknik AI dikembangkan untuk memberikan informasi terkini, mudah diakses dan akurat tentang perubahan iklim di wilayah. Harapannya, langkah tersebut dapat membantu memerangi misinformasi, mendorong ketahanan dan keterlibatan, serta membantu pengambilan keputusan yang terinformasi di masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ada Akun Instagram Judi Online yang Pernah Di-follow Gibran, Kini Kena Takedown Kementerian Komdigi

News
| Kamis, 05 Juni 2025, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Harga Tiket Masuk Gembira Loka Selama Liburan Sekolah 2025 dan Jam Bukanya

Wisata
| Kamis, 05 Juni 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement