Advertisement

Kelalaian Manusia Jadi Penyebab Utama Kecelakaan Lalu Lintas di Bantul

Newswire
Sabtu, 15 Juni 2024 - 20:07 WIB
Maya Herawati
Kelalaian Manusia Jadi Penyebab Utama Kecelakaan Lalu Lintas di Bantul Ilustrasi kecelakaan / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Kelalaian manusia menjadi salah satu faktor penyebab utama kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Kabupaten Bantul. Hal ini diungkap Polres Bantul berdasarkan catatan data pada 2024.

"Berdasarkan data selama Januari-Juni 2024, ada 1.008 kejadian kecelakaan lalu lintas di Bantul, salah satu penyebab utama kecelakaan adalah kelalaian manusia," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul AKBP Michael R Risakotta dalam keterangannya kepada wartawan di Bantul, Sabtu (15/6/2024).

Advertisement

Menurut dia, kelalaian manusia dapat diartikan sebagai pelanggaran atau tindakan tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas seperti melanggar batas kecepatan, menerobos lampu merah pada alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL).

Selain itu, tidak menggunakan pengaman berkendara seperti helm atau sabuk pengaman, penggunaan telepon seluler (ponsel) saat mengemudi, mengemudi dalam keadaan mabuk atau terpengaruh obat-obatan.

"Terkadang pengendara juga hanya mendahulukan ego sendiri, tanpa mempedulikan pengendara lainnya, sehingga bisa menyebabkan kecelakaan," kata Kapolres.

Selain itu, kata Michael, faktor utama terjadinya kecelakaan adalah kecepatan mengemudi yang melebihi batas aturan.

Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan pengguna jalan agar mengemudi tidak dengan kecepatan melebihi batas aturan, karena meningkatkan risiko kecelakaan dan berdampak serius pada keparahan cedera yang mungkin terjadi.

"Kecepatan tinggi membuat pengemudi lebih sulit untuk mengendalikan kendaraan dan merespons situasi darurat dengan cepat. Jadi, selalu kemudikan kendaraan sesuai dengan batas kecepatan yang ditetapkan," katanya.

BACA JUGA: Dapat Bantuan Rp2,5 Miliar, Wahana Baru Dibangun di Kawasan Wisata Kaliurang Sleman

Dia mengatakan, penetapan batas kecepatan untuk mencegah kejadian dan fatalitas kecelakaan serta mempertahankan mobilitas lalu lintas, paling rendah 60 kilometer per jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 kilometer per jam untuk jalan bebas hambatan.

Kemudian paling tinggi 80 kilometer per jam untuk jalan antarkota, paling tinggi 50 kilometer per jam untuk kawasan perkotaan, dan paling tinggi 30 kilometer per jam untuk kawasan permukiman.

Menurut dia, aturan kecepatan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 111 tahun 2015 tentang tata cara penetapan batas kecepatan yang menjadi panduan bagi seluruh masyarakat dalam berkendara dengan aman.

"Jangan tergoda berkendara melebihi batas kecepatan yang ditentukan, karena akan meningkatkan risiko kecelakaan tinggi. Selain itu juga tidak boleh lupa selalu merawat dan memeriksa kondisi kendaraan secara berkala," katanya.

Dia mengatakan Polres Bantul juga terus berupaya agar angka kecelakaan lalu lintas menurun. Salah satunya bersama Dinas Perhubungan dengan memasang perlengkapan lalu lintas di simpang empat Sonosewu Ngestiharjo Bantul.

"Berupa empat rambu di masing-masing arah titik simpang empat, dan segera dilanjutkan pemasangan dua speedbump di jalan arah ke utara dan selatan. Pemasangan perlengkapan lalu lintas ini seiring seringnya kejadian kecelakaan lalu lintas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kian Marak, Ini Momen Awal Mula Masuknya Judi Online ke Indonesia

News
| Jum'at, 21 Juni 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja, Pasar Beringharjo Gudangnya Makanan Legendaris

Wisata
| Selasa, 18 Juni 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement