Libur Iduladha 2024, Warga Antusias Mengikuti Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Yogyakarta
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ratusan warga dan wisatawan antusias menyaksikan Hajad Dalem Garebeg Besar yang diselenggarakan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada Selasa (18/6/2024) di Masjid Gedhe Kauman. Sejak pagi hari masyarakat sudah menyemut menanti gelaran budaya yang rutin diselenggarakan setiap tahun tersebut.
Hajad Dalem Garebeg Besar dimulai dengan iring-iringan bregada prajurit Keraton Yogyakarta yang mengawal delapan gunungan berjalan masuk ke dalam Masjid Gedhe. Setelahnya gunungan berbagai jenis itu kemudian didoakan dan dibagikan ke masyarakat sebagai simbol pemberian raja kepada rakyatnya.
Advertisement
Penghageng II KHP Widyabudaya KRT Rintaiswara menjelaskan, masyarakat dapat berpartisipasi mendapatkan bagian ubarampe gunungan yang dibagikan di Pelataran Masjid Gedhe dan Pura Pakualaman. Sementara untuk Kompleks Kepatihan, akan dibagikan sejumlah 50 ubarampe gunungan berwujud rengginang untuk para Aparatur Sipil Negara.
"Ada satu titik tambahan yang menjadi lokasi pembagian ubarampe gunungan yakni Ndalem Mangkubumen yang juga akan menerima sejumlah 50 buah pareden gunungan," katanya.
Menurutnya, Garebeg yang digelar Keraton adalah Hajad Dalem sebuah upacara budaya yang diselenggarakan oleh Keraton dalam rangka memperingati hari besar agama Islam seperti Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Garebeg atau yang umumnya disebut Grebeg berasal dari kata gumrebeg mengacu kepada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut.
“Gunungan merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya. Jadi makna Garebeg Besar secara singkatnya adalah perwujudan rasa syukur, mangayubagya Iduladha, yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram,” ujarnya.
BACA JUGA: Kualitas Udara Jakarta Selasa Pagi kembali Menempati Posisi Pertama Terburuk di Dunia
Adapun sebanyak 100 pareden gunungan yang dibagikan berwujud rengginang dan tlapukan bintang yang memiliki lima warna. Hitam melambangkan kewibawaan dan keteguhan, putih itu kesucian, merah lambang keberanian, hijau mengisyaratkan kesuburan/kemakmuran, serta kuning melambangkan kemuliaan.
Sementara Dewi warga Gunungkidul mengaku sudah dua kali mengikuti acara Garebeg Besar. Dirinya rela menunggu sejak pagi untuk mendapatkan ubarampe yang dianggapnya sebagai berkah. "Tadi dapat kacang panjang, telur dan lain-lain. Alhamdulillah disyukuri nanti rencana mau buat disayur," jelasnya.
Hasti Handayani, wisatawan lainnya asal Jakarta mengaku baru pertama kali mengikuti acara budaya itu. Ia mengaku kagum dengan parade yang ditampilkan oleh prajurit Keraton Yogyakarta dengan tampilan busana yang khas serta iring-iringan berbagai hewan. "Tadi sempat pesimistis dapat ubarampe, tapi setelah berebut akhirnya dapat juga. Seru, semoga bisa terus dilestarikan acara seperti ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
Advertisement
Advertisement