Berkah Iduladha, Jasa Pembuatan Abon Sapi di Pasar Ngasem Ini Kebanjiran Order hingga Berton-ton Daging
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Hari Raya Iduladha turut mendatangkan berkah bagi masyarakat. Tak terkecuali bagi para penyedia jasa pengolahan daging. Sebagian masyarakat memilih tak mau ambil pusing dengan daging kurban-nya. Jasa pengolahan daging seperti pembuatan bakso, empal, hingga abon turut kebanjiran orderan. Salah satunya adalah los milik Warni di Pasar Ngasem.
Selasa siang (18/6/2024), los dagangan milik Warni di Pasar Ngasem tak henti-hentinya menerima pelanggan. Pelanggan datang membawa bungkusan daging. Beratnya bermacam-macam. Ada yang hanya membawa satu kilogram, dua kilogram, bahkan ada juga yang membawa daging hingga belasan kilogram. Mereka adalah pelanggan setia Warni setiap Iduladha. Daging-daging yang mereka bawa itu akan disulap menjadi berbagai olahan. Mulai dari bakso, empal, ataupun abon. Permintaan paling banyak adalah abon. Sebab, makanan jenis ini dirasa paling praktis untuk dibawa sebagai oleh-oleh dan tentu saja paling awet.
Advertisement
Warni tak tampak ada di dalam los nya. Pembeli dilayani oleh anaknya, Listia dan suaminya, Hartono. Hartono bertugas menimbang dan menata daging di dalam ember. Sementara, Listia bertugas mencatat orderan yang masuk. Dia juga punya tanggung jawab untuk mengira-ngira kapan pesanan pelanggannya itu siap untuk diambil. Listia harus memperhitungkan betul kapan olahan daging bisa diambil. Salah-salah, pembeli sudah datang untuk mengambil, tapi pesanan belum jadi.
"Ini sudah antri-antri. Saya tidak bisa njanjeni. Ya paling Jumat atau Sabtu bisa diambil. Kalau tidak buru-buru, saya Senin bisa diambil," kata Listia sembari mencatat orderan yang masuk di buku nota.
Sudah sejak hari pertama Iduladha lalu orderan tak henti-hentinya masuk. Kalau dihitung-hitung bahkan sudah ada lebih dari 2 ton daging sapi yang siap diolah. Itu pun diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya. Jasa pengolahan daging ini akan buka setidaknya hingga dua minggu ke depan. Permintaan tahun ini dinilai jauh lebih meningkat jika dibanding tahun lalu. Listia mengatakan, tahun lalu orderan terbilang sepi, paling mentok mencapai 2 ton.
Selain pelanggan individu, Listia juga banyak menerima pesanan dari berbagai lembaga. Biasanya, mereka lebih senang untuk berbagi abon daripada berbagi daging. Saat ditanya omzet, Listia tak menjawan secara spesifik. Dia hanya mengatakan, jika orderan pernah mencapai 2 ton, maka tinggal dikalikan perkilonya dengan Rp35 ribu. Kira-kira sekitar Rp70 juta.
"Tapi itu baru omzet, belum bersihnya karena pengeluarannya juga banyak," tuturnya.
Soal olah-mengolah, Listia memasrahkan semua kepada Warni, sang ibu. Itulah sebabnya hari ini Warni tak ada di Pasar Ngasem karena harus mengoordinasikan seliruh proses pembuatan di rumah. Seluruh pengolahan dilakukan di rumahnya, tepatnya di Pleret, Segoroyoso, Bantul. Untuk mengolah daging yang beratnya hingga menyentuh ton itu, Listia mengatakan Warni turut mempekerjakan beberapa tetangga di sekitar rumahnya.
BACA JUGA: RPH Giwangan Masih Layani Penyembelihan Hewan Kurban Bisa Daftar Lewat Baznas
Hampir semua proses masih dilakukan manual. Awalnya, daging dipilih terlebih dahulu. Bagian lemak harus dipotong dan dibuang. Selanjutnya daging masuk dalam proses perebusan."Kalau sudah direbus, lalu digepuk dan disuir. Selanjutnya diberi bumbu. Jadi, sambil merebus daging sambil buat adonan bumbu. Prosesnya biasanya semalam. Semalam sudah direbus sama bikin bumbu. Mulai masaknya dari pagi mulai jam 09.00," ujar putri kedua Warni ini.
Jasa pengolahan daging Bu Warni ini terbilang legend lantaran sudah beroperasi sejak 1980-an. Jauh sebelum itu, Warni memang sudah berkecimpung di dunia perdagingan. Di Pasar Ngasem juga, Listia mengatakan sang ibu menjajakan empal, abon, babat iso, oseng koyor, hingga serundeng. Saat itu, banyak pelanggan yang cocok dengan masakan Warni. Banyak yang kemudian meminta Warni untuk bisa membuka jasa pengolahan daging abon. Dari situ lah Warni lantas berinisiatif untuk membuka jasa pengolahan daging.
Lambat laun, dari mulut ke mulut, semakin banyak orang yang memilih menggunakan jasanya. Hingga akhirnya dipercaya sampai sekarang. Saat itu, orderan yang masuk belum seberapa. Warni bisa menghandle semua pesanan. Makin lama, Warni yang dibantu suami dan anaknya itu merasa mulai terbiasa melayani permintaan dalam jumlah besar. Hingga kini, dia tak lagi kesusahan meski harus mengolah hingga ber-ton-ton daging.
"Kalau sekarang sudah biasa. Untuk abon tidak pernah kesulitan karena memang sudah berpengalaman puluhan tahun. Pernah kesulitan itu saat mengolah bakso karena melayani pengolahan bakso baru dimulai belakangan ini," imbuh Listia.
Sembari menimbang dan menata daging, Hartono mengatakan jasa pengolahan daging miliknya itu tak selalu laris. Apalagi saat momen pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Ditambah lagi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat merebak tahun lalu juga ikut menjadi faktor turunnya omzet penjualan. Persaingan antar sesama jasa pengolahan daging pun jadi tantangan tersendiri. Dia bahkan terpaksa tak menaikkan harga, demi menjaga loyalitas para pelanggannya.
"Sudah sejak dua tahun harga tidak ganti, Rp 35 ribu perkilogram untuk semua pengolahan, baik abon, bakso, ataupun empal. Sebelumnya, hanya Rp 30 ribu perkilogram. Kalau di tempat lain sudah ada yang sampai Rp 40 ribu perkilogram," kata Hartono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
- Bawaslu DIY Petakan Potensi Kerawanan TPS Pilkada 2024, Listrik & Internet Kerap Jadi Kendala
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
- Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat
- Empat Pelaku Penganiayaan di Jambusari Sleman Masih Diburu Polisi
Advertisement
Advertisement