Advertisement

Ngeri! Tumpukan Sampah Jogja Kembali Membludak, PKL di Sekitar Depo Mandala Krida Menangis

Alfi Annisa Karin
Kamis, 20 Juni 2024 - 13:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Ngeri! Tumpukan Sampah Jogja Kembali Membludak, PKL di Sekitar Depo Mandala Krida Menangis PKL di sekitaran Depo Mandala Krida mengeluhkan pendapatan yang menurun drastis lantaran adanya tumpukan sampah yang tak kunjung diangkut, Kamis (20/6) Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, UMBULHARJO–Tumpukan sampah di Depo Mandala Krida kembali menggunung. Kondisi ini terbilang lebih parah dari tumpukan beberapa waktu lalu sebelumnya.

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, Tumpukan sampah itu bahkan tampak meluber hingga ke badan jalan. Sampah tampak berjejer kira-kira sepanjang 10 meter dengan ketinggian sekitar 3 meter.

Advertisement

Aroma tak sedap khas sampah sudah terasa pada jarak beberapa meter dari depo. Petugas kebersihan tampak tengah melakukan pemilahan di gunungan sampah itu.

BACA JUGA: Pemkab Bantul Pastikan TPST Dingkikan Mulai Beroperasi Bulan Depan

Dua petugas satlinmas berjaga mengamankan depo. Mereka bertugas menegur masyarakat yang membuang sampah di luar jam yang diperbolehkan. Tak ada masyarakat yang membuang sampah di Depo Mandala Krida, Kamis siang (20/6/2024).

Tepat di seberang Depo Mandala Krida yang penuh dengan sampah itu, ada beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang tetap menjajakan dagangannya, meski aroma tak sedap benar-benar menyeruak.

Salah satunya adalah Wagirah, warga Kelurahan Semaki, Kemantren Umbulharjo. Dia mengaku kondisi tumpukan sampah itu sangat mempengaruhi penjualannya.

Banyak pelanggannya yang enggan mampir untuk makan lantaran adanya lalat dan bau tidak sedap. Ibu satu anak yang sehari-hari menjajakan nasi angkringan itu menyebut omzet turun drastis setiap harinya.

“Omzet turun bisa lebih dari 50 persen, bisa dibayangkan sendiri. Dulu cari Rp 400 ribu sampai Rp 450 ribu perhari sudah biasa. Sekarang paling-paling hanya Rp 150 ribu sehari,” katanya sembari menahan tangis, di lokasi kejadian.

Dia menjelaskan tumpukan sampah di Depo Mandala Krida itu terjadi sejak sebelum puasa. Lalu, mencapai kondisi paling parahnya pasca lebaran.

Saat itu, Wagirah masih merasa tenang. Sebab, dia mengira tumpukan sampah itu tak akan lama mengendap di sana dan akan diangkut secara rutin. Namun, ternyata itu hanya sebatas perkiraannya.

Tumpukan sampah di Depo Mandala Krida tetap menggunung hingga hari ini. Dia mengatakan, kondisi sampah ini bahkan sampai mempengaruhi kesehatannya.

“Saya memang punya penyakit hipertensi, rutin kontrol. Kalau mau kontrol, saya memilih untuk tidak datang ke sini (warung),” ujarnya.

Dampak dari tumpukan sampah itu bukan dia saja yang merasakan. Ada PKL lainnya yang juga mengalami imbas dari gunungan sampah itu.

Wagirah bercerita, bahkan ada pedagang yang sempat pingsan. Sebab, dalam sehari nyaris tak ada pemasukan. Tak banyak yang dia harapkan. Dia hanya meminta kepada pejabat terkait untuk bisa menyelesaikan persoalan sampah.

Dia juga berharap sampah-sampah di Depo Mandala Krida itu bisa diangkut sepenuhnya. “Jadi saya juga bisa berjualan kembali dengan normal,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement