Amien Rais Inisiasi Pembentukan Politeknik Artificial Intelligence

Harianjogja.com, JOGJA—Amien Rais selain sebagai politikus ulung, ia dikenal sebagai tokoh yang sukses mendirikan lembaga pendidikan melalui sekolah dari jenjang usia dini hingga sekolah menengah. Terbaru Amien Rais melalui yayasan pendidikan miliknya Budi Mulia Dua menginisiasi pembentukan Politeknik Artificial Intelligence (AI).

Amien mengungkap sejumlah alasan pentingnya kampus yang secara khusus konsentrasi pada kecerdasan buatan. Teknologi jenis ini sudah diterapkan di sejumlah negara maju dan Indonesia yang memiliki populasi penduduk cukup tinggi di dunia, harus turut memainkan perannya di bidang AI.

BACA JUGA : Meta Klaim Teknologi AI Tidak Berbahaya, Ini Alasannya

"Dua tahun lalu saya melihat ada bus berpenumpang 80 orang, tanpa driver, tetapi ada lampu merah berhenti, saat jalan padat sekali, berhenti, jarak perjalanan berapa ribu kilometer sampai ke New York tetapi tidak bergesekan atau tabrakan, ini karena didukung AI," kata Amien, Senin (1/72024).

Selain sektor transportasi, lanjut Amien, AI juga sudah diterapkan untuk mendukung pertahanan di sejumlah negara. Menurutnya sebuah negara bisa melakukan penguasaan di berbagai bidang ketika menguasai AI. Alasannya karena kecerdasan buatan saat ini telah menjadi peradaban baru persaingan antarbangsa.

"Drone war misalnya, antar drone dan drone ini katanya bisa terbang rendah tidak bisa terdeteksi radar, atau radar hanya bisa menangkap 100 meter ke atas. Sudah pernah dijajal doleh Iran kirimkan Iran pusat minyak di dekat Riyadh. Dengan demikian menunjukkan AI perannya sangat besar," katanya.

Penanggungjawab Pembentukan Politeknik Artificial Intelligence Ridho Rahmadi menambahkan, pembentukan politeknik AI melibatkan sejumlah industri yang bergerak dibidang AI. Setidaknya ada tujuh industri yang dilibatkan untuk pembentukan kampus AI yang diklaimnya baru pertama di Indonesia. Saat ini sedang berproses untuk pengajuan izin di Kemendikbudristek.

"Industri ini kami libatkan dari awal pembentukan sampai nanti di kegiatan belajar mengajarnya. Intinya kami ingin berpartisipasi membangun kedaulatan digital," ujarnya.

Ridho menilai keberadaan kampus berbasis AI ini diharapkan ke depan bisa menjadi solusi terkait kebobolan data lewat kejahatan siber yang seringkali terjadi seperti pembobolan di Pusat Data Nasional (PDN). "Itu salah satunya [menjawab kebobolan data], saya sendiri memantau langsung bahwa kebobolan data itu nyata adanya," ujarnya.

Ketua Asosiasi Digital Kreatif Saga Ikranegara menyambut baik pelibatan industri dalam inisiasi kampus yang secara khusus menangani kecerdasan buatan. Karena lulusan akan sesuai dengan kebutuhan industri. "Nanti mahasiswa bisa menghasilkan produk IT sebelum lulus, itu sesuai kebutuhan lapangan," katanya.

BACA JUGA : Makin Canggih, Israel Gunakan AI Untuk Operasi Militer Udara Mematikan

Pimpinan Yayasan Budia Mulia Dua Tasniem Fauzia Rais berkomitmen untuk memperbanyak lulusan yang menguasai ICT. Karena rasio pekerja IT saat ini di Indonesia masih rendah, hanya ada 200 pekerja IT dalam setiap 1 juta penduduk. Kalah dengan Malaysia setiap 1 juta penduduk ada 1.800 pekerja IT, India ada 1.100 pekerja IT di setiap 1 juta penduduk di India.

"2030 itu Indonesia membutuhkan 9 juta IT workers, kalau kita bisa meluluskan minimal 200 orang, maka akan terus bertambah ahli di bidang IT khususnya AI, termasuk membantu masalah kebobolan data," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News