Advertisement

BEDAH BUKU: Lahan Tadah Hujan di Dlingo Cocok Terapkan Patbo Super

Media Digital
Rabu, 03 Juli 2024 - 21:27 WIB
Maya Herawati
BEDAH BUKU: Lahan Tadah Hujan di Dlingo Cocok Terapkan Patbo Super Suasana bedah buku dengan judul "Budidaya Padi di Lahan Tadah Hujan Dengan Teknologi Patbo Super: Hemat Pupuk, Air, dan Produktivitas Meningkat" di Joglo Jati, Jatimulyo, Dlingo, Bantul, pada Rabu (3/7/2024) siang - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

BANTUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama dengan DPRD DIY menggelar bedah buku berjudul Budi Daya Padi di Lahan Tadah Hujan dengan Teknologi Patbo Super: Hemat Pupuk, Air, dan Produktivitas Meningkat di Joglo Jati, Jatimulyo, Dlingo, Bantul, pada Rabu (3/7/2024) siang.

Bedah buku yang melibatkan warga sekitar tersebut tidak hanya bertujuan meningkatkan kegemaran membaca, tetapi juga mendorong petani untuk bisa meningkatkan produktivitas padi yang selama ini ditanam di lahan tadah hujan.

Advertisement

Anggota DPRD DIY, Amir Syarifudin, mengungkapkan selain untuk meningkatkan minat membaca di tingkat masyarakat, kegiatan bedah buku ini bertujuan untuk membuka wawasan dan memotivasi warga untuk meningkatkan produktivitas budi daya padi di lahan tadah hujan.

"Untuk itu kami hadirkan ahlinya dan juga penulis buku Budi Daya Padi di Lahan Tadah Hujan dengan Teknologi Patbo Super: Hemat Pupuk, Air, dan Produktivitas Meningkat, agar masyarakat bisa lebih meningkatkan produktivitas pertanian mereka," katanya, Rabu.

Sebab, lanjut anggota Fraksi PKS DPRD DIY tersebut, selain bermata pencaharian sebagai perajin mebel, warga Jatimulyo banyak yang bekerja sebagai petani. Selama ini, mereka menggarap lahan pertanian baik berstatus Sultan Grond maupun Tanah Kas Desa.

"Jika tahun lalu hasilnya bagus, bisa lebih ditingkatkan. Nanti kami juga akan coba di daerah lainnya," lanjut Amir.

Lurah Jatimulyo, Mukidi, mengungkapkan selama ini para petani di wilayahnya dihadapkan pada kondisi tanah yang sangat kering. Selama ini, petani hanya bisa menanam padi dua kali selama musim penghujan, karena menggunakan sistem pertanian tadah hujan.

"Jadi petani kami masih tradisional. Maka kami berharap nantinya setelah acara ini, masyarakat bisa lebih optimal dalam pengolahan lahan dan meningkatkan produktivitas pertaniannya," harap Mukidi.

Penulis buku yang juga perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Heru Susanto mengungkapkan kebutuhan akan beras setiap tahunnya meningkat. Sementara, jumlah lahan yang tersedia semakin berkurang.

BACA JUGA: PSS Sleman Rekrut Kiper dengan Tinggi Badan Dua Meter

"Sementara hal yang jadi kendala di daerah ini adalah mereka membudidayakan padi di lahan tadah hujan. Untuk itu, kami akan berikan pemahaman mengenai bagaimana memanfaatkan air yang kapasitasnya sedikit, tetapi hasil pertaniannya meningkat," katanya.

Menurut dia, penerapan teknologi patbo super sangat cocok untuk dikembangkan di Jatimulyo, Dlingo, karena akan menghemat penggunaan air, pupuk organik dan produktivitas nantinya akan meningkat.

"Jadi kami jelaskan mengenai bagaimana mengelola air agar tidak boros tetapi tepat. Dengan pola ini, nanti bisa dilanjutkan dengan pembuatan sumur bor, embung untuk jaga-jaga saat tidak ada hujan," jelasnya.

Selain air, teknologi patbo super juga menekankan penggunaan pupuk organik. Metode ini, kata Heru telah berhasil diterapkan di Jawa Barat. "Keinginan kami ini bisa diterapkan di sini. Nanti bibitnya bisa gunakan genjah yang cepat panen," kata Heru. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Obligasi Rekap BLBI, Ancaman Nyata Bagi Masa Depan Indonesia

News
| Sabtu, 06 Juli 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Harga Tiket Masuk Museum Benteng Vredeburg dan Jam Buka

Wisata
| Sabtu, 29 Juni 2024, 16:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement