Advertisement
Penyusunan RTDR Kawasan Tol Jogja-YIA Harus Untungkan Masyarakat

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemkab Kulonprogo menyusun rencana detail tata ruang (RDTR) di sekitar kawasan jalan Tol Jogja-YIA. Penyusunan ini bertujuan agar pemanfaatan ruang di sekitar jalan tol nantinya menguntungkan masyarakat sekitar.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) Kulonprogo, Riyadi Sunarto, menjelaskan penyusunan RDTR ini dilakukan selama tujuh bulan. Ia menyebut RDTR terutama akan mengatur area di sekitar exit tol Jogja-YIA terutama di Kapanewon Temon.
Advertisement
Penyusunan RDTR itu dilakukan pihak ketiga yang memiliki keahlian dan kompetensi untuk berbagai bidang seperti mitigasi bencana, penataan area, hingga ekonomi kawasan. "Tujuan penyusunan ini supaya pemanfaatan tata ruang makin menguntungkan warga, supaya ada lokasi khusus bagi warga untuk berusaha," kata Riyadi saat dikonfirmasi, Selasa (9/7/2024).
RDTR merupakan dokumen yang mendetailkan rencana tata ruang wilayah (RTRW), yang akan menjadi pedoman arah pembangunan di kawasan tersebut.
Dispertaru Kulonprogo, menurut Riyadi, juga mempertimbangkan perubahan kawasan dan risiko bencana dalam menyusun RDTR ini.
Mitigasi bencana dalam penyusunan RDTR, terutama mengantisipasi adanya banjir dan tanah longsor di kawasan sekitar Tol Jogja-YIA.
"Lewat RDTR ini kami juga menyusun peruntukan lahan yang ada di kawasan tersebut, kami juga melindungi kawasan bentang alam seperti humus, konservasi, dan lainnya agar lestari dan tidak memicu terjadinya bencana," kata Riyadi.
Tak hanya menyusun RDTR untuk kawasan Tol Jogja-YIA, Dispertaru juga menyusun RDTR di sejumlah kapanewon lain.
Total pada 2024 ini terdapat lima kapanewon yang dikebut dokumen detail tata ruangnya.
BACA JUGA: Ulang Tahun Berujung Duka, Polisi Sebut Tak Bisa Menyidik Kasus Ketua OSIS SMAN 1 Cawas
Lima kapanewon itu antara lain Wates, Sentolo, Lendah, Galur, dan Panjatan. Dispertaru menilai pertumbuhan pembangunan di lima kapanewon itu sangat pesat.
Rencananya, lima kapanewon itu akan dikembangkan menjadi ruang yang menyedikan pertumbuhan perdagangan barang dan jasa.
"Meski fokusnya ke pembangunan perdagangan dan jasa, tapi tetap melindungi peruntukan lain seperti pertanian. Kami memastikan sektor pertanian tetap mendapat ruang dan terus dilindungi," katanya.
Di lima kapanewon itu kini mulai muncul risiko banjir, terutama saat musim hujan sehingga perlu diantisipasi dengan penyusunan RDTR yang komprehensif.
"Sebelum menyusun RDTR lima kapanewon, kami menginventarisasi berbagai masalah yang ada, dan banjir menjadi prioritas supaya dapat dicegah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement