Advertisement
Pekan Imunisasi Nasional Polio, Dinkes DIY Gencarkan Vaksinasi
Advertisement
JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY akan menggencarkan vaksinasi dalam Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada 23 Juli mendatang.
Kegiatan ini menjadi upaya pemutusan rantai penyebaran virus polio di Jogja. Sebab, belakangan virus menular ini kembali ditemui muncul di beberapa daerah di Indonesia.
Advertisement
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan PIN Polio akan digelar serentak di seluruh kabupaten kota di DIY.
Kabupaten Sleman telah memulainya lebih dulu pada bulan Mei lalu. Nantinya, vaksin polio menyasar pada lebih dari 269 ribu anak berusia 0-7 tahun. Masyarakat bisa mengakses vaksin polio di puskesmas ataupun di sekolah. Nantinya, PIN Polio akan dilaksanakan sebanyak 2 putaran.
"Vaksin akan diberikan secara oral dengan memberikan vaksin tetes polio sebanyak dua tetes," ujar Pembajun pada gelaran Podcast Diseminasi Konten Positif Dinas Kominfo DIY di Grha Keris, Selasa (16/7/2024).
Pembajun menuturkan penyakit polio tak lagi ada di DIY sejak 2015. Hingga saat ini tak ada kasus polio tercatat di DIY. Namun, tetap perlu diantisipasi. Sebab, DIY menjadi wilayah yang kerap dikunjungi wisatawan. Jika tak dilindungi dengan vaksinasi, dikhawatirkan virus polio akan menyebar di DIY.
"Maka Kemenkes mengambil sikap yang intinya adalah untuk melindungi agar tidak menjadi kejadian luar biasa (KLB)," katanya.
Pembajun berharap orang tua bisa secara mandiri mencari informasi soal vaksin polio. Dia memastikan informasi telah tersebar luas di berbagai media sosial. Tenaga kesehatan di wilayah pun dipastikan siap melaksanakan PIN Polio.
"Vaksin polio ini gratis dan jadi upaya untuk membantu menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
BACA JUGA: Terjadi 209 Pelanggaran Lalu Lintas di Bantul pada Hari Pertama Operasi Patuh Progo 2024
Sekretaris Satgas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogyakarta Mei Neni Sitaresmi menuturkan vaksinasi polio hampir tak punya efek samping.
Vaksin yang diberi dengan cara oral juga menjadikan anak tak takut untuk menerima vaksinasi. Dia menjelaskan, vaksinasi polio akan memberikan kekebalan pada tubuh anak, baik di usus maupun di seluruh tubuh. Ini menjadikan virus polio tak bisa berkembang dan rantai penularan pun putus.
"Kalau hampir semua anak divaksin punya kekebalan, virus keluar dan mati. Tujuannya untuk memutus transmisi," ujar Mei.
Mei mengatakan sejauh ini upaya deteksi dini polio dilakukan dengan baik. Setiap anak dengan keluhan kelumpuhan diperiksa. Hasilnya, semua kejadian tak berhubungan dengan virus polio. "Sejauh ini surveilans kita bagus," kata Mei.
Salah satu toko masyarakat, Muhammad Jazir mengatakan masih ada stigma buruk soal vaksinasi di tengah masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang punya keyakinan lain dan tidak memberikan vaksinasi pada anaknya. Jazir menuturkan perlu adanya penyisiran tempat tinggal orang tua yang punya anak berusia 0-7 tahun. Jangan sampai ada warga yang tertinggal. Di sisi lain, berbagai komunitas dan organisasi masyarakat hisa ikut digerakkan.
"Posyandu diharapkan bisa mengenal lingkungannya. Sebaiknya ditandai jangan sampai kelewatan. Menumbuhkan kesadaran untuk melakukan imunisasi pada usia rentan terpapar, sebaiknya masyarakat dilibatkan," ungkap Jazir. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement