Diseminasi Konten Positif Diskominfo DIY Angkat Isu Perlindungan Anak, Ini yang Dibahas
Advertisement
SLEMAN—Menyambut Hari Anak Nasional, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY menggelar Diseminasi Konten Positif yang mengangkat tajuk Anak Terlindungi, Indonesia Maju.
Kegiatan yang digelar di Kantor Kalurahan Sendangadi, Mlati, Sleman ini dihadiri puluhan masyarakat setempat. Sejumlah pembicara dihadirkan untik menyampaikan berbagai pandangannya dalam melindungi dan mengembangkan potensi anak.
Advertisement
Anggota DPRD DIY, Yuni Satia Rahayu yang didapuk sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan ini mengingatkan pentingnya aspek perlindungan anak.
Menurut Yuni, anak merupakan investasi masa depan bangsa yang harus dijaga dan dilindungi. "Jadi itu harus kita jaga, harus kita lindungi, kemudian juga kita berikan pendidikan yang baik, pengetahuan yang baik untuk anak-anak kita," kata politikus PDIP itu, Senin (22/7/2024).
Yuni juga mengajak semua pihak untuk mengevaluasi status kabupaten/kota ramah anak di DIY sehingga bukan sekadar capaian pemenuhan indikator. "Ini perlu menjadi catatan apakah selama ini kabupaten/kota ini juga sudah memperlakukan anak-anak kita dengan baik," tegasnya.
Keberhasilan wilayah ramah anak itu bisa ditunjukan dengan tidak adanya lagi kekerasan seksual atau pelecehan seksual terhadap anak-anak. Lalu tidak ada lagi diskriminasi terhadap anak serta berbagai capaian konkret lainnya. "Tidak boleh ada diskriminasi antara anak laki-laki dengan anak perempuan dalam mendapatkan pendidikan, wawasan yang baik dan lain-lain," lanjutnya.
Yuni berharap dengan pernyataan sebagai wilayah ramah anak, seharusnya berbagai daerah di DIY harus benar-benar menunjukkan sebagai wilayah layak anak. "Seringkali dinas yang menangani permasalahan anak ini hanya memperhatikan masalah indikator," ungkapnya.
"Apakah kebutuhan anak-anak sudah terpenuhi, anak-anaknya sudah bisa sekolah. Anak-anaknya tidak ada lagi yang nunggak bayar SPP," imbuhnya.
Bagi Yuni, pendidikan menjadi jendela pengetahuan bagi anak-anak. Apalagi pengetahuan menjadi modal penting untuk mengarungi kehidupan yang makin kompleks.
Alih-alih sekadar indikator, Yuni berharap status wilayah ramah anak tersebut dapat ditunjukkan dengan aksi nyata. Seperti tidak adanya kekerasan jalanan hingga tawuran anak.
"Jangan hanya yang dipikirkan itu indikator, saya sih enggak menolak mungkin itu bagian yang penting. Tapi bagi saya yang penting adalah tidak ada lagi kejahatan jalanan yang dilakukan anak-anak kita, tidak ada lagi tawuran antarsekolah," tegasnya.
Yuni juga menyinggung bagaimana anak-anak seharusnya juga mendapatkan pengetahuan reproduksi. Pernikahan dini maupun kehamilan pada anak di bawah umur rawan membuat anak putus sekolah.
Ciptakan Generasi Berkualitas
Berbicara soal kehamilan dan reproduksi, Diseminasi Konten Positif yang digelar Diskominfo DIY juga menghadirkan Plt. Kepala Perwalian BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah.
BKKBN, kata Iqbal, berperan salah satunya untuk menciptakan generasi yang berkualitas mulai dari tingkat keluarga.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), pemerintah memiliki rencana untuk meningkatkan kualitas SDM yang berkualitas dan berdaya saing serta revolusi mental dan kebudayaan. BKKBN lanjut Iqbal punya program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Dalam pembangunan ini, pendekatan yang diterapkan menggunakan siklus hidup manusia.
"Siklus hidup manusia dari mulai calon pengantin, kemudian nanti ada bayi, baduta, balita, remaja, dewasa seperti kita sampai nanti lansia," ungkapnya.
Mulai dari calon pengantin, BKKBN bekerja sama dengan Kementerian Agama menyelenggarakan kursus calon pengantin. Lebih jauh dari itu, sejak remaja BKKBN pun punya program Generasi Berencana (Genre) yang berperan sebagai konselor sebaya. "Sebagai pendidik sebaya di sekolah-sekolah, mulai dari SMP, SMA sampai dengan perguruan tinggi," jelasnya.
Selain pembekalan pada calon pengantin dan anak usia remaja, upaya pembangunan SDM berkualitas juga dilaksanakan dengan percepatan penurunan stunting. "Apa kaitan stunting dengan anak yang terlindungi maupun Indonesia yang maju, karena kita butuh mencetak generasi kualitas sejak dini," ujarnya.
"Bahkan sebelum menjadi anaknya, ibu bapaknya yang tadi awal di calon pengantin, supaya siap menjadi calon ibu, calon istri dan juga siap menjadi calon ayah," tegasnya.
Calon ibu mendapat sejumlah pendampingan dan pemantauan. Seperti minimal lingkar lengan atas 23,5 senti dan aspek lainnya. "Sehingga siap secara fisik, baik fisik, psikis dan mentalnya untuk siap menjadi ibu menjadi ayah," tandasnya.
Di sisi lain, Pranata Humas Ahli Muda Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo DIY, Wiwik Lestariningrum menegaskan kegiatan Diseminasi Konten Positif kali ini sekaligus menyambut momen Hari Anak Nasional. "Kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuh kembangkan anak menjadi manusia yang cerdas yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Wiwik.
Dalam agenda ini turut dihadirkan Ketua Forum Anak DIY. Kehadirannya dapat bercerita banyak tentang perlindungan anak di DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Erdogan Desak Negara Dunia Terapkan Putusan Penangkapan Netanyahu
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kantongi Izin TRL, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Mampu Beroperasi 24 Jam
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
- Tak Gelar Kampanye Akbar Pilkada Sleman, Tim Paslon Harda-Danang Bikin Kegiatan Bermanfaat di 17 Kapanewon
- Kembali Aktif Setelah Cuti Kampanye, Ini Pesan KPU Kepada Bupati Halim dan Wabup Joko Purnomo
- Semarak, Ratusan Atlet E-Sport Sleman Bertarung di Final Round E-Sport Competition Harda-Danang
Advertisement
Advertisement