Advertisement

Promo Desember

Kalangan Rumah Tangga di Jogja Diminta Mengolah Sampah Organik

Alfi Annisa Karin
Selasa, 06 Agustus 2024 - 20:37 WIB
Maya Herawati
Kalangan Rumah Tangga di Jogja Diminta Mengolah Sampah Organik Ilustrasi sampah organik - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kalangan rumah tangga di Kota Jogja diminta untuk rajin mengolah sampah organik. Pemkot Jogja meminta upaya pemilihan sampah organik karena menjadi sampah yang paling banyak di produksi di Kota Wisata ini.  

Dari 200 ton produksi harian sampah di Kota Jogja, sebanyak 60 persen atau 120 ton di antaranya merupakan sampah organik.

Advertisement

Sampah organik sekaligus menjadi sampah yang paling sulit diolah. Termasuk diolah oleh unit pengelolaan sampah yang dimiliki oleh Pemkot Jogja.

Pengolahan sampah organik skala rumah tangga yang belum optimal menjadikan pengolahan sampah di hilir juga tak maksimal.

Sekretaris Daerah Kota Jogja Aman Yuriadijaya menuturkan sejauh ini sampah di unit pengelolaan sampah Nitikan, Karangmiri, Kranon, maupun di Sitimulyo mengolah sampah menjadi energi alternatif RDF.

Di sisi lain, pemilahan sampah belum optimal. Sampah organik kerap kali masih tercampur dengan sampah anorganik.

Sementara, sampah organik punya kadar air yang tinggi dan kalori rendah. Untuk mengubah menjadi RDF, diperlukan sampah yang punya kalori tinggi dan kadar air yang rendah.

"Teknologi RDF itu energi, sama dengan kalori, panas. Kalau organik itu isinya kadar air, ya kalori rendah. Itu problemnya. Kenapa kapasitas kita di Nitikan, Karangmiri, Kranon, dan Sitimulyo tidak optimal, karena sampah yang masuk mayoritas organik, yang berbau, berair," jelas Aman.

BACA JUGA: Kekeringan Melanda 18 Kalurahan di Gunungkidul, Permintaan Air Terbanyak di 2 Titik Ini

Sampah yang masih tercampur ini mempengaruhi hasil RDF yang diproduksi di TPS3R. Aman menyebut, RDF yang sempat dikirim ke Cilacap bahkan ditolak lantaran RDF punya kadar air tinggi. "Dibawa ke industri skala 2 di Pasuruan juga direject lagi," katanya.

Untuk itu, menurut Aman gerakan Organikkan Jogja yang belakangan digaungkan oleh Pemkot Jogja menjadi kunci pengolahan sampah organik.

Masyarakat bisa mengolah sampah organik dengan memanfaatkan teknologi sederhana seperti biopori, losida, hingga ember tumpuk.

Ia juga sudah membuat jadwal khusus pembuangan sampah di depo. Sampah yang dibuang harus disesuaikan dengan hari dan jenis sampahnya.

"Gerakkan Organikkan Jogja adalah kunci. Di depo ada hari residu organik, yang boleh dibuang sampah residu di luar organik basah, seperti daun, rumput yang relatif lebih kering dan punya kalori," ungkapnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pulangkan 91 WNI dari Suriah

News
| Sabtu, 21 Desember 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement