Advertisement

Gunung Merapi Keluarkan 31 Guguran Lava dalam Enam Jam

Catur Dwi Janati
Jum'at, 06 September 2024 - 20:57 WIB
Maya Herawati
Gunung Merapi Keluarkan 31 Guguran Lava dalam Enam Jam Foto ilustrasi. Foto pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas di Gunung Merapi, Kamis (25/1/2024). - ist - BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Puluhan guguran lava terpantau kembali terjadi di Gunung Merapi pada Jumat (6/9/2024).

Dari pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB teramati guguran lava mengarah ke barat daya. Jarak luncur maksimumnya sampai 1,8 kilometer. 

Advertisement

"Teramati 31 kali guguran lava ke arah barat daya, Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso dalam keterangan tertulis BPPTKG pada Jumat (6/9/2024).

Selain puluhan guguran lava yang teramati, sejumlah aktivitas kegempaan juga tercatat di Gunung Merapi.

BACA JUGA: Resep Beragam Sayur Lodeh yang Cocok untuk Makan Malam

Dalam periode pengamatan enam jam, jumlah gempa guguran yang terjadi sebanyak 52 kali. Gempa hybrid terjadi satu kali. Sementara gempa vulkanik dangkal terjadi dua kali dan gempa tektonik jauh terjadi satu kali.

Merujuk aktivitas yang ada, tingkat aktivitas Gunung Merapi disebut Agus berada pada Level III atau siaga.

Adapun potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Agus melanjutkan bila data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Karennaya masyarakat diminta Agus agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Karenanya masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Akses Jalan Tol Sek 6B dan 6C di IKN Ditarget Rampung Juni 2025

News
| Senin, 16 September 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement