Advertisement
216 Anak Balita di Bantul Suspek TBC, Ini Imbauan Dinkes
![216 Anak Balita di Bantul Suspek TBC, Ini Imbauan Dinkes](https://img.harianjogja.com/posts/2024/09/16/1188347/skrining-tbc-ilustrasi-antara.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Selama Januari-Agustus 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat jumlah penderita Tuberkulosis (TBC) mencapai 767 kasus. Dari jumlah tersebut 275 di antaranya masih berusia anak.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum menyampaikan hampir seperti tahun lalu, sebagian besar penderita TBC di Bantul masih berusia anak. Tahun ini, kata Feranose, kasus penderita TBC anak ditemukan di rentang usia 0-4 tahun. "Jumlahnya mencapai 216 kasus," katanya, Senin (16/9/2024).
Advertisement
Dia menuturkan tahun lalu sebagian besar penderita TBC di Bantul juga berusia anak. Tahun lalu dari jumlah penderita TBC 1.518 orang, 725 orang di antaranya masih berusia anak. Tingginya jumlah kasus TBC di Bantul, lanjutanya, lantaran skrining terhadap penyakit tersebut kini semakin digencarkan.
BACA JUGA: Ratusan Warga Ponjong Gunungkidul Suspek TBC
Saat ini puskesmas dan beberapa komunitas peduli TBC aktif melakukan skrining penyakit tersebut. Menurut Feranose, Pemkab Bantul memiliki target untuk mengeliminasi TBC tahun 2030. Karena itu, upaya skrining secara pasif di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dan active case finding dilakukan di masyarakat.
"Upaya skrining dilakukan untuk segera menemukan pasien TBC dan melakukan pengobatan sehingga meminimalisir penularan yang terjadi selanjutnya," ujarnya.
Dia menuturkan saat ini pelayanan pengobatan TBC dapat diakses di seluruh Fasyankes di Bantul, baik puskesmas maupun rumah sakit (RS). Beberapa klinik saat ini pun telah mampu mengobati penderita TBC.
Dia menuturkan Dinkes Bantul mengimbau agar seluruh Fasyankes, mulai dari klinik, puskesmas, dan RS mampu terlibat dalam penanganan TBC. "[Dinkes Bantul mengimbau] Seluruh Fasyankes secara berharap terlibat dalam penanganan untuk mengobati pasien TBC yang sudah ditemukan sampai sembuh atau tuntas pengobatannya," imbuhnya.
Sementara Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara menyampaikan pihaknya telah memberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi masyarakat yang berkontak erat dengan pasien TBC dan kasus infeksi laten TB. “Upaya dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang terduga TBC telah dilakukan,” ujarnya.
Dia menuturkan penemuan kasus secara aktif pada populasi berisiko telah dilakukan melalui active case finding. Menurutnya, Dinkes Bantul berupaya agar penderita TBC di Bantul mendapatkan pengobatan yang sesuai standar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/01/19/1201394/screenshot_20250116_103802_chrome.jpg)
Anggota DPR Pertanyakan Pembongkaran Pagar Laut, Singgung Penghilangan Barang Bukti
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/01/15/1200964/screenshot_20250115_084014_chrome.jpg)
Sepanjang 2024, 100 Juta Wisatawan Kunjungi Museum Sains dan Teknologi di China
Advertisement
Berita Populer
- Truk, Innova dan Bus Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalan Laksda Adisucipto
- Pernikahan Dini, Puluhan Anak di Kota Jogja Minta Dispensasi Menikah
- PT KAI Terapkan Grafik Perjalanan Kereta Api, Ada Dua KA Baru Bakal Melintas di DIY
- Gandeng Swasta, Pemkot Jogja Tekan Angka Stunting dengan CSR
- Optimalisasi Pengolahan Sampah, Pemkab Bantul Bakal Bangun Hangar di ITF Pasar Niten
Advertisement
Advertisement