Pertanian Lahan Surjan Kulonprogo Dapat Bantuan 1,3 Ton Bibit Bawang
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO–Budidaya pertanian surjan yang jadi salah satu usulan warisan budaya tak benda di Kulonprogo dapat kucuran bantuan Dana Keistimewaan (Danais).
Bantuan itu berupa 1.300 kilogram bibit bawang merah, pupuk NPK non-subsidi sebanyak 350 kilogram, pupuk organik seberat 3.000 kilogram, dan 30 buah lampu penerangan pertanian.
Advertisement
Pertanian lahan surjan diusulkan jadi warisan budaya tak benda lantaran sudah turun temurun dipraktikan petani Kulonprogo, salah satunya di Kapanewon Temon.
BACA JUGA: Petani Kulonprogo Dapat Bantuan Benih Jagung untuk Tingkatkan Produktivitas
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Temon, Imam Khumaini menjelaskan lahan surjan adalah model pertanian yang mengelola sawah agar bisa dibudidaya secara tumpang sari.
Imam menerangkan biasanya lahan pertanian surjan membentuk area di tengah sawah lebih tinggi dari area di sekelilingnya. Area yang lebih tinggi disebut tabukan dan area yang lebih rendah dinamai tembokan.
"Bagian tengah lahan dibikin lebih tinggi supaya tidak mudah terendam air sehingga bisa dipakai menanam tanaman hortikultura seperti bawang," jelasnya, Rabu (18/9/2024)
Sedangkan area di sekelilingnya yang lebih rendah dan mudah terendam air digunakan untuk menanam komoditas pangan seperti padi. "Salah satu lahan surjan yang masih eksis di Temon ada di Kalurahan Kaligintung yang dibudidayakan kelompok tani," papar Imam.
Kelompok tani yang masih menerapkan pertanian surjan itu, jelas Imam, adalah Kelompok Tani Silayur dan Setyo Bakti yang mendapat bantuan Danais berupa bibit, pupuk, dan sarana pertanian tersebut.
Sebutan Surjan sendiri, menurut Imam, kemungkinan dari serapan dari bahasa arab  siraajan yang artinya lampu atau penerang. "Kemungkinan juga berkaitan dengan baju surjan yang diyakini dirancang oleh para wali dalam mengembangkan ajaran Islam di Jawa," tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Drajat Purbadi menjelaskan pertanian lahan surjan juga banyak ditemukan di kapanewon lain seperti Wates dan Panjatan. "Bantuan pertanian surjan total diberikan ke 10 kelompok tani, yang di Temon luas lahannya 5 hektar," katanya.
Drajat menyebut dengan bantuan tersebut diharapkan produktivitas pertanian dapat meningkat, terutama di lahan surjan. "Agar makin banyak masyarakat juga yang dapat mempraktikkan budaya lokal pertanian surjan ini sebagai warisan para leluhur," ujarnya.
Hasil pertanian lahan surjan sendiri, jelas Drajat, cukup menggiurkan dimana untuk bawang merah pada lahan satu hektar dapat menghasilkan 20 kwintal. "Secara produktivitas cukup menjanjikan, di sisi lain juga bagian dari pelestarian budaya sehingga kami harap para petani dapat memaksimalkan fasilitasi ini," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Lengkap Trans Jogja: Malioboro, Kraton Jogja hingga Prambanan
- Hindari Kerusakan, Distribusi Logistik Pilkada 2024 Dibungkus Plastik Berlapis
- 2 ASN yang Dipecat karena Selingkuh Aktif Kembali, Bupati Gunungkidul Kecewa
- Bantul Berlakukan Status Siaga Banjir dan Longsor hingga 31 Desember 2024
- 150 Kader Adiwiyata SMP N 3 Banguntapan Dilantik, Siap Bergerak Lestarikan Lingkungan
Advertisement
Advertisement