Advertisement

BEDAH BUKU: Optimalkan Potensi Anak, Orang Tua Tak Boleh Paksakan Kehendak

Media Digital
Rabu, 02 Oktober 2024 - 19:47 WIB
Arief Junianto
BEDAH BUKU: Optimalkan Potensi Anak, Orang Tua Tak Boleh Paksakan Kehendak Suasana pelaksanaan bedah buku berjudul Menempa Potensi Anak, Langkah Tepat Menuju Pertumbuhan Optimal yang digelar di Joglo Karangwetan, Kalurahan Tegaltirto, Kapanewon Berbah, Sleman, Rabu (2/10/2024). - David Kurniawan

Advertisement

SLEMAN—Perkembangan teknologi dan informasi (TI) berpengaruh terhadap pola pengasuhan anak di dalam keluarga.

Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD DIY, Anton Prabu Semendawai saat menjadi pembicara dalam bedah buku berjudul Menempa Potensi Anak, Langkah Tepat Menuju Pertumbuhan Optimal yang digelar di Joglo Karangwetan, Kalurahan Tegaltirto, Kapanewon Berbah, Sleman, Rabu (2/10/2024). “Pola asuh anak zaman sekarang sudah berbeda. Oleh karena itu, orang tua harus bisa beradaptasi terhadap perubahan,” kata Anton.

Advertisement

Dalam agenda bedah buku hasil kerja sama Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) dan DPRD DIY, Anton menyatakan untuk mendidik anak hingga berhasil, orang tua tidak bisa lagi memaksakan kehendak.

“Kalau dulu orang tua yang menentukan, misalnya kamu harus menjadi seperti ini dengan memberikan berbagai bimbingan hingga bisa berhasil, tapi sekarang tidak bisa lagi. Sebab, kalau dipaksakan, hasilnya malah tidak baik,” katanya.

Anton mengungkapkan, pola asuh saat ini lebih menyasar ke potensi anak sehingga menjadi fokus dalam pengembangan. Di sisi lain, orang tua harus memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi dalam pengasuhan. “Anak hebat bisa lahir dari keluarga yang baik dan hebat. Jadi, pola asuh ini sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang tangguh dan unggul menuju Indonesia Emas 2045,” kata politikus Partai Gerindra ini.

Agar lebih tahu tentang pola asuh anak, maka orang tua bisa membaca buku yang dibedah, Menempa Potensi Anak, Langkah Tepat Menuju Pertumbuhan Optimal.

Setiap peserta diberikan buku ini sehingga bisa dipelajari secara lebih seksama. “Tujuan dari bedah buku untuk meningkatkan minat baca di masyarakat. Tapi, dengan membacanya, maka pengetahuan masyarakat bisa lebih luas karena buku merupakan gudang ilmu,” katanya.

Ketua Tim Bedah Buku DPAD DIY, Sri Wahyudi, mengatakan program bedah buku dilaksanakan sebagai upaya mempertahankan DIY sebagai provinsi dengan peringkat membaca terbaik di Indonesia. “Harapannya dengan kegiatan ini, maka minat baca di masyarakat bisa terus ditingkatkan sehingga prestasi yang telah diraih bisa terus dipertahankan,” katanya.

Selain bedah buku, program lain yang dikembangkan untuk meningkatkan minat baca yakni perpustakaan digital melalui aplikasi i-Jogja. Di sini banyak sekali jenis buku yang bisa diakses anggotanya dengan berbagai kategori mulai dari bacaan yang ringan hingga berat. “Tinggal dipilih karena layanan i-Jogja bisa diakses secara gratis. Koleksi bukunya ada lebih dari 300.000 eksemplar,” katanya.

Menurut Wahyudi, bedah buku tidak hanya bertujuan meningkatkan minat baca. Dengan membaca buku, maka pengetahuan dan wawasan yang dimiliki masyarakat juga bertambah. “Salah satu ciri orang pintar adalah sering dan gemar membaca buku. Maka, kami mengajak orang tua untuk membiasakan anak untuk membaca sehingga bisa tambah pintar,” katanya. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Komitmen Zero Burning Practices Bawa KLHK Raih Penghargaan Peringkat I Green Eurasia 2024

News
| Rabu, 02 Oktober 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

Ketinggian Puncak Gunung Everest Bertambah, Ini Penjelasannya

Wisata
| Selasa, 01 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement