Gandeng Gendong Jadi Percontohan Pembiayaan Alternatif
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja menjadi rujukan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) sebagai Best Practice dalam Pembiayaan Alternative Pembangunan non APBD. Salah satunya melalui inovasi Gandeng Gendong yang telah berjalan sejak tahun 2018.
PJ Walikota Jogja, Sugeng Purwanto, menjelaskan pada dasarnya Gandeng Gendong merupakan gerakan bersama yang melibatkan seluruh elemen pembangunan, dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Advertisement
“Keterlibatan unsur 5K, yaitu Kota, Kampung, Kampus, Komunitas dan Korporat menjadi satu strategi dalam pembangunan di Kota Yogya. Di mana proses dari hulu ke hilir tidak ada yang terlewat,” ujarnya saat menemui perwakilan APEKSI di Balaikota Jogja, Rabu (2/10/2024).
Dengan luas wilayah yang terbatas, Kota Jogja dituntut untuk menjadi kota yang kreatif dengan sumber daya yang dimiliki. Terutama sumber daya manusianya yang harus terus kreatif dan inovatif “Keterbatasan itu justru menjadikan sumber daya manusianya sangat kreatif, dibuktikan dengan Indeks Pembangunan Manusia di Kota Jogja menjadi yang tertinggi secara nasiona,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja, Agus Tri Haryono, megatakan Gandeng Gendong lahir untuk mengakselerasi penanganan kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan beragam permasalahan perkotaan lainnya.
“Prinsipnya unsur 5K ini saling menggandeng dan menggendong, di mana yang kuat akan saling menggandeng unsur lainnya yang belum terlalu kuat untuk digendong. Jadi dari sini akan ada siklus yang terus berputar, di dalam proses pembangunan Kota Jogja,” jelasnya.
Agus menyatakan setiap program pembangunan Kota Yogya selalu melibatkan unsur 5K tersebut. Mulai dari proses perencanaan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), pelaksanaan program hingga evaluasinya.
“Setiap tahun dilakukan Musrenbang tematik dari aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya secara berjenjang dari kelurahan, kemantren dan kota. Dengan melibatkan semua unsur 5K dan afirmasi kepada kelompok rentan yaitu lansia, perempuan, anak dan disabilitas,” ujarnya.
Berbaga program Gandeng Gendong tidak hanya bersumber dari APBD saja tapi juga peran korporasi melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TSLP). Pada akhir tahun 2023, realisasi program TSLP Gandeng Gendong di Kota Jogja mencapai sekitar R5,1 miliar.
Perwakilan APEKSI, Heffy Octaviani, menyampaikan Pemkot Jogja menjadi contoh praktik baik dalam pembiayaan alternatif pembangunan non APBD. Terutama dalam menciptakan peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat, melalui kerja sama dengan berbagai stakeholder termasuk korporasi.
“Kami juga telah melakukan kunjungan lapangan atas beberapa hasil dari program Gandeng Gendong. Seperti pemberdayaan masyarakat di Bendung Lepen, peningkatan pendapatan UMKM melalui Nglarisi dan lainnya. Tentu ini menjadi satu rujukan yang luar biasa agar bisa direplikasi pemerintah kota lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Hampir 500 Ribu Kendaraan Telah Keluar dari Jabodetabek
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Wujudkan DIY sebagai Destinasi Wisata Ramah Muslim
- Amankan Natal dan Tahun Baru, Polresta dan Satpol PP Jogja Kerahkan Ratusan Personel
- DIY Bakal Kedatangan 9,4 Juta Orang, Ribuan Personel Diterjunkan Amankan Libur Akhir Tahun
- Diduga Bekerja ke Kamboja Secara Non Prosedural, Imigrasi Yogyakarta Cegah Keberangkatan 3 WNI
- Sepekan Belum Ditemukan, Pencarian Korban Sungai Mbelik Bantul Dihentikan
Advertisement
Advertisement