Advertisement

Puluhan Ibu Hamil di Bantul Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Dilakukan Dinkes

Stefani Yulindriani Ria S. R
Minggu, 13 Oktober 2024 - 13:47 WIB
Ujang Hasanudin
Puluhan Ibu Hamil di Bantul Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Dilakukan Dinkes Ibu Hamil, Wanita Hamil, Kehamilan / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat ada puluhan ibu hamil yang mengalami masalah kejiwaan pada Januari hingga pertengahan Oktober tahun 2024. Meski begitu, lantaran jumlah psikolog klinis di puskesmas terbatas, Dinkes Bantul berdayakan tenaga medis lain untuk penanganannya. 

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Bantul Siti Marlina menuturkan Dinkes Bantul mencatat ibu hamil yang terindikasi mengalami masalah kesehatan jiwa ada 80 orang pada pertengahan Oktober 2024. Dia menuturkan jumlah tersebut didapat dari hasil skrining kesehatan jiwa yang dilakukan terhadap setiap ibu hamil yang ada di Bantul. 

Advertisement

Marlina menuturkan Dinkes Bantul menggencarkan skrining terhadap ibu hamil di setiap puskesmas. Skrining tersebut menurutnya dilakukan untuk pendeteksian dini masalah kesehatan jiwa pada ibu hamil. 

Dia menyebut jumlah psikolog klinis di Bantul masih terbatas. Saat ini hanya ada 8 orang psikolog klinis yang ditempatkan pada 16 puskesmas di wilayah Bantul. Setiap minggu, seorang psikolog klinis akan memberikan pelayanan kesehatan di dua puskesmas secara bergiliran. 

"Enggak semua puskesmas ada psikolog, sehingga mungkin kompetensi petugas di puskesmas kurang," ujarnya, Sabtu (12/10/2024). 

Marlina menyebut keterbatasan jumlah psikolog menjadi tantangan bagi penyediaan layanan kesehatan jiwa di puskesmas. Karena itu, Dinkes Bantul memberikan pelatihan penanganan pelayanan kesehatan jiwa bagi bidan dan dokter umum. Dengan begitu, menurut Marlina, pelayanan kesehatan jiwa terhadap ibu hamil dan nifas dapat tetap terlayani sesuai prosedur. 

BACA JUGA: Ritual Mitoni, Budaya Jawa Menjaga Ibu Hamil Agar Anak Lahir Sehat Bebas Stunting

Dia menyebut ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan jiwa dapat mengakses pelayanan di puskesmas, namun ketika jumlah petugas medis yang ada tidak mampu menangani, maka akan diberikan rujukan ke rumah sakit (RS). Selain itu, ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan jiwa berat pun harus dirawat di RS. Sementara ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan jiwa ringan dan sedang dapat dilakukan rapat jalan dan konseling dengan psikolog klinis.

Marlina menuturkan ada beberapa faktor yang dapat mencetuskan masalah kesehatan jiwa pada ibu hamil. Beberapa faktor tersebut antara lain kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), kehamilan yang tidak direncanakan, ibu hamil di usia terlalu muda atau tua, dan masalah ekonomi keluarga. 

Menurut Marlina, beberapa faktor tersebut dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kecemasan, stress hingga depresi. Menurutnya, ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang terdekat selama masa kehamilan dan persalinan untuk menjaga kesehatan jiwanya. 

"Dukungan keluarga penting, bukan hanya dari segi keuangan, tetapi juga dukungan lainnya, seperti mengantar ke dokter juga dibutuhkan," ujarnya.

Sementara Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara mengakui jumlah psikolog klinis di puskesmas masih terbatas. Menurutnya, idealnya setiap puskesmas memiliki satu psikolog klinis. Dengan begitu, pelayanan kesehatan jiwa dapat lebih optimal. 

“Idealnya setiap puskesmas memiliki tenaga psikolog klinis, tetapi untuk mencari psikolog klinis itu tidak mudah,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Serangan Israel ke Markas PBB UNIFIl Lebanon, 34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan

News
| Minggu, 13 Oktober 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Wisata Kesehatan yang Tak Tertandingi di Turki

Wisata
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 00:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement