Selokan Van Der Wicjk Ditutup, Kerugian Petani di Sleman Ditaksir Capai Miliaran Rupiah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Sebanyak 50 petani dari Sleman mengadu ke DPRD DIY. Mereka mendesak pihak berwenang segera membuka aliran air selokan Van Der Wicjk. Alasannya, karena para petani menanggung kerugian besar akibat penutupan aliran air dari selokan Van Der Wicjk.
Kerugian yang ditanggung para petani saat selokan Van Der Wicjk dimatikan ditaksir mencapai Rp20 juta per hektare atau Rp30 miliar dari 1.500 hektare lahan pertanian di kawasan Sleman barat. "Kami akan kehilangan sekali masa tanam akibat penutupan Selokan Van Der Wicjk," ungkap Sutrisno, selaku koordinator petani Sleman, Senin (14/10/2024) di Gedung DPRD DIY.
Advertisement
Dia menjelaskan, kerugian akibat air selokan Van Der Wicjk dimatikan belum termasuk sektor petani Hortikultura yang bisa mencapai Rp200 juta per hektar. Di sektor perikanan ditaksir mengalami kerugian Rp180 juta untuk 1 ton ikan nila. "Kedatangan kami ini untuk mengadu dan meminta segera buka segera selokan Van Der Wicjk," ungkapnya.
Kehadiran para petani di gedung DPRD DIY diterima langsung oleh Ketua sementara DPRD DIY, Nuryadi. Serta didampingi oleh dua anggota dewan dari Dapil Sleman Selatan, Yan Kurnia Kustanto dan Muhammad Yazid.
Sementara pihak dinas terkait yang turut hadir di antaranya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Sumber Energi Mineral DIY, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, dan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Audensi berjalan cukup tegang karena dinas-dinas terkait menganggap penutupan Selokan Van Der Wicjk merupakan kewenangan pusat yang direpresentasikan oleh BBWSSO. Meski begitu, BBWSSO berdalih untuk pemerataan distribusi air kewenangannya ada di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Sumber Energi Mineral DIY.
Menanggapi hal tersebut pihak Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Sumber Energi Mineral DIY menyatakan, bahwa penutupan air selokan Van Der Wicjk itu didasarkan pada keputusan dan kesepakatan dengan perwakilan beberapa organisasi atau kelompok tani, yang dilakukan pada Agustus 2024 lalu.
Pernyataan itu dibantah oleh para petani yang hadir. Menurut Sutrisno, dalam pertemuan tersebut, perwakilan petani, hanya diberi opsi untuk memilih bulan apa yang akan ditutup. Tidak diberi pilihan menolak atau tidak atas kebijakan penutupan Selokan Van Der Wicjk.
"Saya termasuk yang hadir dalam pertemuan itu dari awal hingga akhir, kami seperti dipaksa menyetujui penutupan, bukan setuju atau tidak," ungkap Sutrisno.
Forum audensi itu berakhir dead lock, sampai akhirnya Ketua Dewan sementara, Nuryadi menyatakan sikap, meminta semua Kepala Dinas terkait serta perwakilan dari petani untuk kembali hadir pada pertemuan selanjutnya yang akan digelar Selasa, (15/10/2024) hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Hampir 500 Ribu Kendaraan Telah Keluar dari Jabodetabek
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- UKDW Ambil Bagian Dalam Penanggulangan Bencana yang Inklusif
- Wujudkan DIY sebagai Destinasi Wisata Ramah Muslim
- Amankan Natal dan Tahun Baru, Polresta dan Satpol PP Jogja Kerahkan Ratusan Personel
- DIY Bakal Kedatangan 9,4 Juta Orang, Ribuan Personel Diterjunkan Amankan Libur Akhir Tahun
- Diduga Bekerja ke Kamboja Secara Non Prosedural, Imigrasi Yogyakarta Cegah Keberangkatan 3 WNI
Advertisement
Advertisement