Dinilai Menyudutkan Perempuan, Baliho Salah Satu Paslon Pilkada Sleman Dilaporkan ke Bawaslu
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sejumlah perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Sleman mengadu ke Bawaslu Sleman terkait dengan adanya baliho kampanye dari salah satu kontestan Pilkada Sleman yang dinilai diskriminatif. Mereka meminta agar dilakukan tindakan tegas dengan mencopot baliho tersebut.
Perwakilan dari Aliansi Perempuan Sleman, Tutiana mengatakan pihaknya merasa resah karena adanya praktik kampanye salah satu pasangan calon yang menggunakan kata-kata diskriminatif. Hal inilah yang mendasari kedatangan ke kantor Bawaslu Sleman untuk mengadu terkait dengan masalah tersebut. “Ada calon yang memasang gambar bernada diskriminatif terhadap wanita untuk menjadi pemimpin,” kata Tutiana kepada wartawan, Kamis (31/10/2024) siang.
Advertisement
Menurut dia, pelaksanaan kampanye harus dihindarkan dari masalah rasis maupun dikriminatif gender. Akan tetapi Tutiana mengaku mendapati gambar calon yang terkesan mendiskriminasikan perempuan dengan menganggap yang layak menjadi pemimpin adalah laki-laki. “Kami bawa bukti-bukti berupa foto dan video terkait dengan baliho kampanye calon yang bernada diskriminatif terhadap perempuan. Kami berharap kepada bawaslu bisa bertindak tegas karena kesetaraan gender dilindungi oleh undang-undang,” katanya.
BACA JUGA: Jadwal Debat Pilkada Sleman Berubah Tiga Kali
Anggota Bawaslu Sleman Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi, Heri Purwito mengatakan sudah menerima laporan terkait dengan dugaan alat peraga kampanye yang menyinggung masalah gender. Laporan ini akan ditindaklanjuti dan akan diproses selama tujuh hari ke depannya. “Nanti hasilnya akan kami sampaikan secara terbuka,” katanya.
Heri menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan pengawasan dan mendata terkait dengan pemasangan baliho yang bernada diskriminiatif. Upaya tindaklanjut sudah dilakukan dengan melakukan kalrifikasi terhadap pemasang.
Adapun hasilnya ada komitmen untuk mencopot baliho tersebut secara mandiri. “Memang seharusnya dicopot karena kampanye bernada rasis atau diskriminatif tidak diperbolehkan. Makanya kalau ada yang masih terpasang dengan nada dikriminatif bisa segera laporkan untuk ditindaklanjuti upaya penurunan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Seniman Keluhkan Mahalnya Sewa Panggung Seni, Fadhli Zon Bilang Begini
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lakukan Pemetaan, Bawaslu Sebut Ada Ratusan TPS Rawan selama Pilkada Gunungkidul
- Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Sekolah Diminta Waspada
- Biro PIWP2 Setda DIY Terus Dorong Percepatan Layanan Sanitasi Berkelanjutan
- Hadapi PSBS Biak di Lanjutan Liga 1, Ricky Cawor: Atmosfer Positif sedang Lingkupi PSS
- Program Makan Bergizi Gratis Butuh Kolaborasi Lintas Sektoral
Advertisement
Advertisement