Advertisement

ROADSHOW KESEJARAHAN: Mengenang Gugurnya 14 Warga di Perang Brayut

Media Digital
Selasa, 05 November 2024 - 09:17 WIB
Sunartono
ROADSHOW KESEJARAHAN: Mengenang Gugurnya 14 Warga di Perang Brayut Sarasehan Roadshow Kesejarahan yang digelar di Kalurahan Pandowoharjo, Minggu (3/11) malam. Harian Jogja - David Kurniawan

Advertisement

SLEMAN—Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan DIY menggelar Roadshow Kesejarahan dan Sarasehan di Kalurahan Pandowoharjo, Sleman, Minggu (3/11) malam. Kegiatan mengambil tema berkaitan dengan peristiwa Perang Brayut yang mengakibatkan 14 warga gugur dalam pertempuran mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 5 Mei 1949.

Ketua Desa Mandiri Budaya di Kalurahan Pandowoharjo, Sudarmadi, mengatakan Kalurahan Pandowoharjo memiliki andil dalam upaya menjaga tegaknya kedaulatan NKRI. Hal ini tak lepas adanya peristiwa Perang Brayut, pasca terjadinya agresi militer Belanda yang kedua.

Advertisement

Perang terjadi karena usaha untuk melindungi para pejuang dan tentara pelajar dari kejaran tentara Belanda. Akibat perang yang terjadi pada 5 Mei 1949, tercatat 14warga gugur di medan pertempuran. “Untuk mengenang peristiwa ini dibangun lah monumen medan pertempuran Brayut di timur SMA Negeri 2 Sleman,” kata Sudarmadi.

Menurut dia, sisa dari perang banyak ditemukan warga. Pasalnya, ada bom seberat 21 kilogram yang ditemukan di sungai, amunisi sebanyak 300 butir di sungai di selatan Padukuhan Brayut. “Ada juga penemuan granat aktif yang diindikasikan sebagai perangkat yang digunakan dalam peperangan di Brayut,” katanya.

Selain itu, ada juga peninggalan kuno lain seperti sepeda motor ducati, Harley Davidson, motor keblak. Di sisi lain, juga ada peninggalan seperti limasan pacul, kampung, serta bungker sedalam 40 meter yang jadi tempat persembunyian warga. “Bungker ini bisa menampung hingga 60 orang,” katanya.

Sudarmadi menambahkan peristiwa perang Brayut dikemas menjadi pentas treatikal untuk dipertunjukan kepada warga. Selain mengenang pertempuran tersebut, juga pentas ini juga menjadi bagian Roadshow Kesejarahan dari Dinas Kebudayaan DIY.

Kepala Seksi Sejarah Kundha Kabudayan DIY, I Gede Adi Atmaja, menjelaskan Roadshow Kesejarahan menjadi salah satu upaya Kundha Kabudayan DIY mengenalkan sejarah kepada masyarakat. Program rutin Kundha Kabudayan DIY ini merupakan bentuk upaya internalisasi sejarah. Wujudnya berupa roadshow atau sarasehan kesejarahan yang diadakan keliling ke berbagai lokasi bersejarah di DIY.

Di tahun 2024, Roadshow Kesejarahan sudah digelar di Banyurejo, Tempel; Bangunkerto, Turi. “Kali ini digelar di Kalurahan Pandowoharjo. Selanjutnya digelar di Margodadi, Seyegan dan Sendangmulyo, Minggir,” katanya.

Sebelum Roadshow Kesejarahan digelar, Kundha Kabudayan DIY terlebih dahulu melatih para perwakilan warga lewat program Training of Trainer (TOT) tentang peristiwa bersejarah di DIY. Adapun empat peristiwa bersejarah penting di DIY di antaranya Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang jatuh pada 1 Maret 1949, lalu Hari Jadi DIY, selanjutnya peristiwa Jogja Kembali dan terakhir Hari Keistimewaan. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rabu Biru Foundation dan InJourney Kolaborasi Sukseskan Pertanian Berkelanjutan dengan Teknologi Drone

News
| Selasa, 03 Desember 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement