Advertisement
55 Tahun Festival Sendratari, Seni Budaya DIY Terus Menyala
Festival Sendratari 2025 mengangkat tema Api di Bukit Menoreh.ist - disbuddiy
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Festival Sendratari kembali menegaskan eksistensinya sebagai panggung seni budaya bergengsi di Indonesia. Memasuki usia ke-55 tahun, Festival Sendratari 2025 mengangkat tema “Api di Bukit Menoreh”, terinspirasi dari karya besar S.H. Mintardja, yang sarat nilai kejuangan, keberanian, dan kebersamaan.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyebut konsistensi Festival Sendratari selama puluhan tahun memberi dampak nyata terhadap lahirnya sumber daya manusia seni yang berkualitas.
Advertisement
Festival ini tidak hanya melahirkan penari-penari berdedikasi, tetapi juga menjadi ruang internalisasi nilai budaya lintas generasi. Bahkan, sebagian dewan juri merupakan alumni Festival Sendratari, bukti keberlanjutan regenerasi seniman tari di DIY.
“Festival Sendratari cukup banyak menghasilkan SDM berkualitas dan mampu menginternalisasi nilai melalui seni pertunjukan, khususnya tari,” ujar Dian melalui siaran persnya, Selasa (16/12/2025).
BACA JUGA
Seni sebagai Api yang Tak Padam
Melalui tema Api di Bukit Menoreh, peserta didorong tidak sekadar menampilkan keindahan gerak. Mereka diajak menyelami literasi, menggali makna karya sastra, lalu mentransformasikannya menjadi pertunjukan yang relevan dengan zaman.
Nilai perjuangan, kepahlawanan, hingga semangat pantang menyerah tersampaikan melalui koreografi, musik, dan tata panggung yang memukau—meneguhkan seni dan budaya sebagai api yang terus menyala.
Bantul Tampil Paling Mengesankan
Festival yang digelar selama dua hari, 19–20 September 2025, menghadirkan kontingen dari kabupaten/kota se-DIY dengan suguhan beragam.
Kabupaten Bantul sukses mencuri perhatian lewat pementasan “Singlon”, karya simbolik tentang perjalanan manusia yang dijalani dalam kesenyapan, namun sarat makna. Penampilan ini mengantarkan Bantul meraih Penyaji Terbaik I.
Sementara itu, Kota Yogyakarta melalui “Guruh” meraih Penyaji Terbaik II, dan Gunungkidul dengan “Suluh” menyabet Penyaji Terbaik III. Sleman dan Kulon Progo juga menuai apresiasi berkat keberanian artistik dan kedalaman narasi.
Festival Sendratari 2025 pun kembali membuktikan diri bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang belajar, apresiasi, dan pelestarian budaya yang terus hidup dari generasi ke generasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Selasa 16 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Selasa 16 Desember 2025, Ini Lokasinya
- Jadwal DAMRI Jogja-YIA Selasa 16 Desember 2025, Tarif Rp80 Ribu
- Disnakertrans Bantul Lepas 3 KK Transmigrasi ke Poso
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo 16 Desember 2025, Ini Lokasinya
Advertisement
Advertisement




