Dosen UPN Veteran Yogyakarta Gelar Workshop Pembuatan Alas Kaki Kawasan Candi Borobudur
Advertisement
JOGJA—Sandal upanat atau Upanat Barabudur adalah sandal anyaman yang terbuat dari kombinasi daun pandan, batok kelapa, dan busa ati. Mengutip dari situs Kemendikbudristek, kata “upanat” memiliki arti alas kaki. Sandal ini didesain khusus dan sudah melalui riset cukup panjang sejak Januari 2022, dan dinyatakan memenuhi kriteria durability, ergonomi, dan keselarasan visual oleh Pengkaji Pelestari Balai Konservasi Borobudur.
Sebenarnya, sandal upanat pertama kali dibuat oleh salah satu pelaku industri kreatif lokal di sekitar Candi Borobudur, yakni Pak Basiyo, yang sudah dibuat sejak 1997. Namun, produk kreatif tersebut disempurnakan bersama Balai Konservasi Borobudur, sehingga lebih aman digunakan menaiki tangga dan lantai batuan candi.
Advertisement
Menariknya, ternyata bentuk sandal upanat terinspirasi dari salah satu aktualisasi salah satu relief di Candi Borobudur, yakni relief Karmawibhangga panel 150. Pada relief Karmawibhangga panel 150 terdapat gambar dua orang yang sedang mempersembahkan alas kaki kepada Brahmana.
Alas kaki tersebut menyerupai sandal upanat. Jika dilihat sekilas, sandal ini memang lah sangat sederhana, yakni terdiri empat bagian: bagian strap dan alas permukaan atas yang terbuat dari anyaman pandan, penjepit bagian depan terbuat dari batok kelapa, serta alas bagian bawah dari busa ati.
Dalam jangka panjang, diharapkan penggunaan sandal upanat di Candi Borobudur tak hanya sebagai upaya meminimalkan keausan pada batuan-batuan candi saja. Melainkan dapat menjadi sarana edukasi terkait pentingnya menerapkan konsep sustainable tourism di destinasi-destinasi wisata seluruh Indonesia.
Fakta menarik lainnya, penggunaan sandal upanat di Candi Borobudur juga menjadi salah satu penggerakan sektor ekonomi kreatif di sekitar kawasan candi. Sebab, para pelaku industri kreatif lokal dilibatkan penuh dalam pembuatan sandal upanat ini. Tercatat terdapat 8 rumah produksi yang dipercaya untuk membuat sandal upanat. Mengingat, kebutuhan sangat tinggi akan sandal upanat yang mencapai 1.200 pasang per harinya. Maka diperlukan pelatihan agar meningkatkan motivasi masyarakat untuk membuat sandal upanat.
Workshop pembuatan alas kaki khusus ini digelar oleh Dosen UPN Veteran Yogyakarta melalui program pengabdian masyarakat. Bertujuan untuk mengetahui potensi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang ada di sekitar Borobudur. Dari pemetaan potensi melalui workshop ini akan diketahui seberapa siap masyarakat untuk terlibat dalam proses produksi ketika nanti kebijakan ini diterapkan. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan masyarakat sekitar Borobudur yang dipandang mempunyai potensi untuk membuat sandal, diundang dalam workshop ini.
Peserta yang diundang adalah dari berbagai latar belakang, yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) kerajinan tangan. Narasumber pembuatan sandal juga berasal dari sekitar Candi Borobudur yang sudah berpengalaman dalam pembuatan sandal.
Bentuk dari kegiatan workshop pembuatan alas kaki ini meliputi : 1) sosialisasi pentingnya manfaat Sandal Upanat untuk mencegah keausan batu candi dan pelatihan Knoweldge Product mengenai Sandal Upanat, 2) pendampingan penguatan SDM melalui peningkatan ketrampilan UMKM pelaku usaha proses produksi Sandal Upanat, 3) pelatihan dan pendampingan perencanaan bisnis Sandal Upanat, 4) pelatihan motivasi bagi UMKM pelaku usaha Sandal Upanat agar dapat meningkatkan jumlah pelaku usaha Sandal Upanat di Kawasan Borobudur. 5) pelatihan dan pendampingan promosi sandat Upanat melalui Pemasaran Digital.
Melalui workshop ini diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat dalam membuat sandal upanat. Dalam pelatihan ini telah dikuti oleh 40 pengrajin yang berasal dari Kecamatan Borobudur. Dimana satu pengrajin mampu membuat lebih dari 200 pasang sandal upanat di setiap harinya. Dengan adanya hal ini pengrajin mampu mencapai target yang telah di tetapkan oleh Borobudur.
Masyarakat tidak mengalami kendala dalam proses produksi sandal Upanat. Hal ini disebabkan oleh dukungan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) yang menyediakan bahan baku sandal Upanat. Bahan baku tersebut kemudian diolah oleh masyarakat menjadi produk akhir sandal Upanat. Setelah sandal selesai diproduksi, BUMDesma kembali berperan dengan membantu dalam tahap distribusi. Produk sandal Upanat yang sudah jadi disalurkan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC) kepada konsumen.
Mun Adit salah satu pengrajin sandal upanat mengatakan Sandal Upanat di pasarkan di Candi Borobudur telah di patok sebesar Rp120.000 sepasang. "Kalau di luar Candi Borobudur, maka sandal dapat terjual 150 ribu rupiah sepasang," kata Mun Adit dalam rilisnya, Selasa (12/11/2024). Hal ini dapat terjadi karena wisatawan menjadikan Sandal Upanat sebagai cindra mata atau oleh-oleh. Maka dengan demikian dengan adanya sandal upanat ini mampu meningkatkan penghasilan masyarakat di kawasan Candi Borobudur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Atlet UAJY Borong Medali Emas dan Perunggu di Kejuaraan Wushu di China
- Dikritik karena Bias Gender, KPU Jogja Minta Maaf dan Bakal Ganti Maskot Pilkada 2024
- Populasi Sapi Perah di Bantul Menipis, DKPP Harap Ada Bantuan dari Kementan
- Gelar Operasi, Dishub Jogja Temukan Masih Banyak Kendaraan Uji Kir Mati
- Ini Cara Calon Wali Kota Wujudkan Iklim Inklusivitas di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement