Bawaslu DIY Ungkap Penurunan Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY mengungkap adanya penurunan partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 dibandingkan Pemilihan Legislatif dan Pilpres 2024 lalu. Penurunan partisipasi itu terungkap dari hasil pengawasan dengan menyasar sejumlah TPS di seluruh DIY.
Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu DIY Sutrisnowati mengatakan secara umum pelaksanaan Pilkada serentak di wilayah DIY berjalan lancar. Meski demikian timnya menemukan adanya penurunan partisipasi masyarakat dalam memberikan suara di TPS. Ia mencontohkan di salah satu TPS di Kecamatan Kasihan, Bantul, dengan jumlah DPT 600 warga, akan tetapi tersisa lebih dari 100 surat suara. Hal itu juga ditemukan di beberapa TPS yang menjadi sasaran pengambilan sampel pengawasan tim Bawaslu.
Advertisement
BACA JUGA : Ganjar Pranowo Bicara Soal Pilkada Jateng dan DKI Jakarta
"Berdasarkan pengawasan kami, partisipasi pemilih di beberapa kecamatan itu mengalami penurunan. Misalnya kami pantau di TPS Kasihan, termasuk TPS gemuk tetapi tidak menjamin angka partisipasi masyarakat ini menjadi naik, ini terjadi di beberapa TPS lain," katanya, Rabu (27/11/2024).
Ketua Bawaslu DIY Muhammad Najib menambahkan ada banyak faktor penyebab penurunan partisipasi pemilih Pilkada 2024 dibandingkan Pemilihan Legislatif maupun Pilkada sebelumnya. Jika dibandingkan dengan Pileg dan Pilpres, saat itu memungkinkan KTP dari luar DIY mencoblos di wilayah DIY sehingga menambah angka partisipasi. Namun di Pilkada hal itu tentu tidak bisa diterapkan.
Selain itu, mesin penggerak ketika Pileg dan Pilpres sangat banyak dan masif sehingga mampu mendorong dan menjadi daya dukung bagi masyarakat untuk datang ke TPS. Selanjutnya kondisi geografis lokasi TPS di beberapa wilayah seperti Gunungkidul dan Sleman timur juga berkontribusi terhadap menurunnya tingkat partisipasi pemilih.
"Kemudian ada faktor lain yang memungkinkan menjadi penyebab penurunan partisipasi pemilih. Yaitu beberapa kalangan masyarakat tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang sosok calon di wilayahnya, atau mereka tidak menemukan sosok yang menurutnya ideal [sehingga memilih tidak datang ke TPS]," katanya.
BACA JUGA : Perhatian! Trans Jogja Ubah Jam Operasional pada Hari Pencoblosan Pilkada 2024
Meski demikian, Najib belum dapat memastikan angka penurunan partisipasi pemilih tersebut karena saat ini masih dalam proses penghitungan. Adapun data penurunan pemilih itu ia dapatkan dari sampel ke TPS ketika tim Bawaslu melakukan pengawasan.
"Sebenarnya di Jogja ini pernah terjadi menurunnya angka partisipasi pemilih ketika Pilkada setelah gempa 2006, saat itu penurunannya sangat drastis bahkan di Kota Jogja saat itu partisipasinya hanya 52 persen. Tetapi tentu tidak bisa dijadikan parameter Pilkada saat ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bambang Pacul Enggan Komentari Hasil Hitung Cepat Pilkada Jateng: Cuaca Sedang Tidak Baik di Kami
Advertisement
Belajar Harmonisasi Tari Saman di Indonesia IHC Festival
Advertisement
Berita Populer
- Usai Nyoblos, Afnan Pantau Perhitungan Suara di Posko Pemenangan
- Nyoblos Bareng Keluarga, Kustini Optimistis Bisa Memenangkan Pilkada Sleman
- Selesai Nyoblos di Geblug, Cabup Endah Subekti: Kami Sebar Saksi di 1.355 TPS
- Tiru Semangat Pejuang dan Ajak Warga Tidak Golput, Petugas TPS 45 Maguwoharjo Pakai Seragam Ala Pejuang
- Tak Ada Persiapan Khusus, Heroe Peorwadi Nyoblos di TPS 01 Kotabaru
Advertisement
Advertisement