Advertisement

Pemkab Bantul Targetkan Panen Padi 30.000 Hektare Lebih di 2025

Jumali
Senin, 02 Desember 2024 - 12:27 WIB
Maya Herawati
Pemkab Bantul Targetkan Panen Padi 30.000 Hektare Lebih di 2025 Ilustrasi panen padi - ist - ngawikab.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menargetkan pada 2025, luasan padi yang berhasil panen mampu menembus di atas 30.000 hektare. Hal ini didasarkan kepada adanya mundurnya masa tanam di akhir 2024 yang baru bisa dimulai di awal 2025.

Kepala DKPP Kabupaten Bantul Joko Waluyo mengatakan, adanya mundur masa tanam yang seharusnya bisa dilakukan di akhir 2024 karena faktor cuaca membuat masa tanam mundur menjadi awal 2025. Meski demikian, pihaknya optimistis.

"Kami berharap semoga 2025 nanti bisa tembus 30 ribu hektare tanam padi," katanya, Senin (2/12/2024).

Menurut Joko, luasan panen padi pada 2024, sejauh ini hampir sama dengan 2023. Di mana target luas panen di 2024 mencapai 29.000 hektare. Sehingga di sisa 2024, Joko menyatakan produksi padi di Bantul sama seperti 2023 silam, di mana ada surplus beras 50.000 ton.

"Ini didasarkan kepada jumlah penduduk yang mencapai 1.070.000. dengan asumsi segitu, kami yakin bisa surplus 50.000 ton beras," ungkapnya.

Sementara disinggung mengenai produktivitas komoditas selain beras, Joko mengakui di 2024, untuk komoditas kedelai minus dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada.

BACA JUGA: Tempe Baik untuk Jantung, Perhatikan Cara Mengolahnya

Advertisement


"Ini disebabkan, daya tumbuh kedelai dan harga jualnya yang tidak baik. Hal sama juga dialami oleh cabai yang saat ini harganya turun, ini semua dipengaruhi oleh faktor ekonomi terkait dengan supplay dan demand," jelasnya.

Lurah Selopamioro, Imogiri, Sugeng mengungkapkan, karena hujan belum merata, beberapa waktu lalu banyak petani di wilayahnya belum menanam padi. Mereka masih mengandalkan tanaman holtikultura di lahan sawah tadah hujan yang luasannya mencapai 80 persen dari 2.275 hektare di wilayahnya.

Selama musim kemarau, Sugeng mengaku para petani hanya bisa mengandalkan sumur bor untuk pengairan ke lahannya. Meskipun, jumlah sumur bor yang ada masih terbatas. "Harapan kami ada bantuan untuk kegiatan sumur bor bagi warga," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Data BPS Oktober 2024: Kunjungan Wisman ke Indonesia Capai 1,19 Juta Orang

News
| Senin, 02 Desember 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 05:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement