Advertisement

Menunjang Budi Daya Tanam dan Produksi Hasil Pertanian, Petani Bantul Diberi Bantuan Alat Mesin

Newswire
Kamis, 12 Desember 2024 - 21:47 WIB
Maya Herawati
Menunjang Budi Daya Tanam dan Produksi Hasil Pertanian, Petani Bantul Diberi Bantuan Alat Mesin Ilustrasi panen padi - ist - ngawikab.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan intervensi terhadap petani dari sisi produksi melalui bantuan berbagai alat mesin pertanian yang dapat menunjang kegiatan budidaya tanam dan produksi hasil pertanian.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, pemerintah selalu berusaha agar harga komoditas pangan strategis terjangkau masyarakat, namun di sisi lain petani tetap tidak mengalami kerugian dengan harga bahan pangan yang terjangkau tersebut.

Advertisement

"Petani harus tetap untung, masyarakat tetap bisa menjangkau, caranya petani diintervensi dari sisi hulunya, dari sisi produksinya. Maka muncullah program bantuan alat mesin pertanian seperti traktor, cultivator, combine harvester (mesin panen), rice transplanter (mesin penanam padi)," katanya, Kamis (12/12/2024).

Menurut dia, selain bantuan mesin pertanian bagi kelompok tani yang peralatan tersebut tidak mungkin dibeli mandiri oleh kelompok tani, pemerintah juga melakukan pembangunan saluran irigasi, subsidi benih, subsidi pupuk dan sarana lainnya yang dibutuhkan dalam usaha tani.

BACA JUGA: Skor Babak Pertama Indonesia Vs Laos Imbang 2-2

"Saat ini mana ada petani yang bisa membeli combine harvester yang harganya semahal itu, ini semata dilakukan untuk mengintervensi dari sisi hulu, karena hilirnya pemerintah tidak bisa mengintervensi, hilirnya itu pasar," katanya.

Meski demikian, Bupati Bantul mengatakan, untuk komoditi pangan tertentu yang dipandang pemerintah tidak strategis, maka cenderung dibiarkan harganya untuk mengikuti kebutuhan pasar, namun untuk komoditi strategis utamanya beras, pemerintah punya tanggung jawab.

"Komoditi strategis seperti beras tidak mungkin dibiarkan, jadi bahan bahan makanan tertentu yang strategis itu selalu diintervensi pemerintah," katanya.

Dia juga mengatakan, pangan selalu berdimensi sosial dan politik, sehingga tidak boleh pangan itu harganya mahal, apalagi dalam konstitusi mengamanatkan agar diupayakan bahan pangan harganya tetap terjangkau.

"Maka bisa dipahami kalau harga beras terlalu mahal, maka pemerintah demi sosial, demi politik pemerintah melaksanakan intervensi pasar, melalui pasar murah, operasi pasar dengan mendatangkan beras untuk menekan harga beras," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kelola Makan Bergizi Gratis, Badan Gizi Nasional Keluhkan Kekurangan SDM

News
| Rabu, 22 Januari 2025, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Kedai Fransis Pizza: Dibuka Singkat, Bisa Menikmati Pizza di Teras Rumah

Wisata
| Selasa, 21 Januari 2025, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement