Advertisement

Promo Desember

Lahan Pertanian Terbatas, Pemkot Jogja Optimalkan Kelompok Tani

Alfi Annisa Karin
Minggu, 22 Desember 2024 - 15:57 WIB
Arief Junianto
Lahan Pertanian Terbatas, Pemkot Jogja Optimalkan Kelompok Tani Ilustrasi. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Lahan pertanian di Kota Jogja terbilang sangat terbatas. Dari total luasan 32,8 kilometer persegi, lahan pertanian di Kota Jogja hanya tersisa 25,8 hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja Sukidi menuturkan apabila masa panen datang sebanyak 3 kali setiap tahun dengan asumsi hasil gabah kering panen (GKP) mencapai 6,8 ton per panen, maka hasil tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan warga Kota Jogja selama 4,5 hari. Untuk itu, optimalisasi kelompok tani di Kota Jogja perlu dilakukan.

Advertisement

“Kondisi ini menunjukkan pentingnya pengembangan komoditas pertanian yang memiliki nilai estetika dan nilai jual tinggi, yang juga mendukung sektor pariwisata di Jogja,” ujar Sukidi.

Untuk memastikan eksistensi kelompok tani dan meningkatkan kualitas serta kinerja kelompok tani, DPP Kota Jogja melakukan penilaian pada seluruh kelompok tani yang ada di Kota Jogja.

Penilaian mencakup lima aspek utama. Di antaranya kemampuan merencanakan, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan melaksanakan kegiatan, kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan, serta kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani.

Berdasarkan hasil penilaian, kelompok tani diklasifikasikan ke dalam empat kelas. "Empat kelas itu yakni pemula, lanjut, madya, dan utama,” ujar Koordinator Penyuluh Pertanian DPP Kota Jogja, Mbari Ambarwati.

Ada 19 kelompok tani menerima sertifikat kenaikan kelas. Sebanyak 12 kelompok tani naik dari kategori pemula ke kategori lanjut. Sementara 7 kelompok tani lainnya naik dari kategori lanjut ke kategori madya.

Pemberian sertifikat kenaikan kelas kelompok tani ini menjadi momentum penting dalam memperkuat pemberdayaan petani di Kota Jogja. “Dengan harapan pertanian yang inklusif dan berkelanjutan dapat terus mendukung sektor pariwisata sekaligus memenuhi kebutuhan pangan lokal,” imbuh Mbari.

Selain melakukan optimalisasi pada kelompok tani, DPP juga turut menggandeng penyuluh pertanian swadaya (PPS). PPS bergerak dari inisiatif warga. Warga yang dianggap memiliki ilmu dan keterampilan terkait pertanian ditunjuk sebagai penyuluh pertanian.

Kabid Pertanian DPP Kota Jogja Eny Sulistyowati menuturkan PPS memiliki tugas untuk membantu dan mendampingi kelompok tani agar terus bisa berkembang. “Kami berikan diberikan piagam penghargaan kepada 33 PPS di Kota Jogja. PPS bukan hanya mitra kami, tetapi juga sahabat dan bagian dari keluarga besar Dinas Pertanian dan Pangan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Indonesia Terancam La Nina Tahun Depan, Pemerintah Wajib Jaga Pasokan Pangan

News
| Minggu, 22 Desember 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Kedai Rukun, Kesederhanaan Justru Jadi Andalan

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 13:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement