Advertisement

Tiga Pekan Jelang Iduladha, Penjualan Hewan Kurban di Bantul Lesu

Yosef Leon
Kamis, 15 Mei 2025 - 13:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Tiga Pekan Jelang Iduladha, Penjualan Hewan Kurban di Bantul Lesu Pekerja memberi pakan ternak hewan kurban di salah satu peternakan di Jambidan, Banguntapan, Bantul, Kamis (15/5 - 2025). Menjelang perayaan Iduladha peternak menyebut ada penurunan penjualan dibandingkan tahun lalu

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL — Menjelang Iduladha 2025, penjualan hewan kurban di Kabupaten Bantul lesu. Pedagang mengaku enggan menyetok dalam jumlah besar karena khawatir tak laku dijual.

Pengelola Lintang Songo Farm, Nur Laili Maharani menyebutkan stok sapi kurban jenis Bali yang sempat tersedia sebanyak 90 ekor sudah ludes terjual. Saat ini, pihaknya masih menunggu pengiriman 100 ekor sapi tambahan dari Bali.

Advertisement

BACA JUGA: Rayakan Hardiknas, Kemendikdasmen Ajak Masyarakat Cover Lagu Tujuh Kebiasaan Anak Hebat

"Kalau stok yang ada memang sudah habis, tinggal menunggu 100 ekor lagi yang masih dalam perjalanan," ujar Rani disela kunjungan Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) DIY di peternakannya Kalurahan Jambidan, Banguntapan, Kamis (15/5/2025).

Meski ada pesanan tambahan, Rani mengakui tren penjualan tahun ini menurun dibanding periode yang sama pada 2024 lalu. Biasanya, tiga pekan jelang Iduladha, dia bisa menjual 300 ekor sapi. Kini, baru 200 ekor sapi yang laku.

"Sepertinya memang daya beli masyarakat sedang menurun," katanya. 

Penurunan penjualan juga terjadi pada domba dan kambing. Stok masih banyak yang belum terjual. Sementara dari sisi harga, Rani menyebut ada kenaikan. Sebelum 5 Mei 2025, harga sapi hidup Rp70.000/kg. Setelah itu naik menjadi Rp71.500/kg. Harga sapi yang paling banyak diminati berkisar Rp22-23 juta, dengan pembeli terbanyak berasal dari Kota Jogja.

BACA JUGA: Jaksa Hadirkan Mantan Mendag Rachmat Gobel di Persidangan Tom Lembong

“Sapi Bali jadi favorit karena tulangnya kecil, kulitnya tipis, jadi dagingnya lebih banyak,” jelas Rani. Ia juga memastikan pembeli tak dibebani biaya pemeliharaan hingga hari penyembelihan lantaran hewan kurban masih tetap dirawat di peternakannya. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo menyatakan belum bisa memastikan apakah permintaan hewan kurban benar-benar turun, karena pola belanja masyarakat sering mendekati perayaan Iduladha.

Namun, ia mengakui ada tren pergeseran yakni sebagian sohibul qurban kini memilih kambing atau domba daripada sapi. “Sohibul merasa lebih mantap berkurban sendiri dibanding patungan,” katanya.

Meski demikian, Joko memastikan ketersediaan hewan kurban di Bantul dalam kondisi aman dan sehat. "Untuk kesehatan hewan kurban terutama yang dari luar daerah selain mengecek Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) kami juga terjunkan petugas untuk melihat kondisi fisiknya," terang dia. 

Sementara Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana menyebut penurunan permintaan hewan kurban 2025 kemungkinan besar dipicu kondisi ekonomi yang sedang lesu, baik global maupun lokal.

"Kalau permintaan turun, justru stok hewan kurban di DIY aman dan harga tidak melonjak tinggi," ujarnya. 

Tri menambahkan, biasanya permintaan kurban naik hingga 30 kali lipat dibanding hari biasa. Namun, dengan tren lesu tahun ini, distribusi hewan kurban dipastikan mencukupi kebutuhan DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

UGM Sebut Siap Hadapi Gugatan Perdata Rp69 Triliun di PN Sleman dari Dugaan Kasus Ijazah Palsu

News
| Kamis, 15 Mei 2025, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya

Wisata
| Senin, 12 Mei 2025, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement