Advertisement
Sleman Barat Jadi Area Terparah Serangan Hama Tikus, Ini Rincian Lokasinya

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Area persawahan di wilayah Sleman barat menjadi lokasi terparah serangan hama tikus tahun ini. Pasalnya dari 235 hektare sawah terdampak, masyoritas berada di kapanewon di wilayah barat seperti Minggir, Godean, Moyudan dan sekitarnya.
“Memang lokasi di Sleman barat menjadi wilayah yang paling banyak diserang hama tikus. Secara total, kami mencatat ada sekitar 235 hektare yang terdampak dengan luas gagal panen sekitar 28 hektare,” kata Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPOPT) Sleman, Hermanto, Kamis (26/12/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan, serangan hama tikus paling banyak terjadi mulai dari Mei hingga pertengahan September 2024. Adapun sawah yang terdampak di antaranya di Kapanewon Minggir, dari luasan 1.256 hektare dengan area terserang seluas 120 hektare.
Akibat serangan ini ada laporan gagal panen atau puso seluas 14 hektare. Di Kapanewon Moyudan tercatat lahannya seluas 1.267 hektare, sawah terdampak hama tikus ada 64 ha dengan lahan puso sebanyak 13 hektare.
Selanjutnya serangan juga terjadi di Kapanewon Godean. Total sawah di kapanewon ini seluas 1.193 hektare, dengan laporan serangan hama tikus seluas 40 hektare dan lahan yang dilaporkan gagal panen seluas satu hektare.
BACA JUGA: Ratusan Hektare Sawah di Sleman Diserang Hama Tikus di 2024
Adapun di Kapanewon Gamping terdapat sawah seluas 789 hektare, dengan lokasi terdampak hama tikus lima hektare. Di kapanewon ini dilaporkan tidak ada lokasi yang terjadi kegagalan panen. “Untuk wilayah timur ada di Kapanewon Cangkringan dengan luasan sekitar enam hektare. Selain itu, juga ada spot-spot serangan lain di kapanewon lain, tapi jumlahnya relatif kecil,” kata Hermanto.
Ia berpendapat, wilayah Sleman barat menjadi lokasi terparah dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya karena kurang masifnya upaya pengendalian dikarenakan kepercayaan Masyarakat tidak memperbolehkan membunuh tikus karena ada yang mengembalakan.
“Sudah kami sosialisasikan untuk pemberantasan hama, bahkan sampai memberikan bantuan obat pembasmi. Tapi, memang ada halangan dari faktor kepercayaan di Masyarakat sehingga upaya pengendalian belum optimal,” katanya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, pihaknya terus berupaya agar panen bisa terus ditingkatkan. Salah satunya dengan mengoptimalkan program pengedalian hama tanaman.
Meski tidak menyebut rincian alokasi anggaran yang disedikan, Pram mengakui sudah menyiapkan kegiatan pengendali hama yang lebih massif di tahun depan.
Rencananya di 2025 diselenggarakan pelatihan teknologi agesia hayati sebanyak dua kali. Selanjutnya ada sekolah lapang Teknik pengendalian OPT sebanyak 12 kali.
Selain itu, juga ada gerakan pengendalian OPD sebanyak 80 kali. “Kami juga ada kegiatan penangana area terdampak perubahan iklim dengan gerakan pengendalian dan bimtek sebanyak 26 kali,” katanya.
Diharapkan dengan program ini, maka keberadaan hama tanaman bisa ditekan sehingga panen yang dihasilkan dapat ditingkatkan. “Tentunya program yang akan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan di Sleman,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Wujudkan Ketahanan Pangan, Pemda DIY Bakal Bangun Lumbung Mataraman di Setiap Kelurahan
- Pantai Glagah dan Desa Wisata Nglinggo Destinasi Kulonprogo Paling Banyak Dikunjungi Selama Libur Sekolah
- Dinsos Awasi Penggunaan Bansos di Kulonprogo Melalui Pendamping PKH
- Begini Suasana MPLS dan Hari Pertama Masuk Sekolah di Sleman, Gelar Sosialisasi Edukasi Kewirausahaan hingga Pergaulan Remaja
- Ratusan Orang Tua di Jogja Antar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah Rakyat, Terharu Siswa Tinggal di Asrama
Advertisement
Advertisement