Advertisement
11 Sapi Mati, Pemkab Bantul Upayakan Tekan Persebaran PMK
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul terus melakukan upaya menekan persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan di wilayahnya. Hal ini menyusul ditemukannya, 11 ekor sapi mati akibat PMK dan 94 ekor sapi lainnya positif penyakit tersebut di Kapanewon Pundong dan Kretek, beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan kesembilan ekor sapi yang mati akibat PMK tersebut ada di Kapanewon Kretek dan Pundong. Selain itu, ada 94 ekor sapi terjangkit PMK yang tersebar di beberapa kalurahan di Kretek dan Pundong. Untuk wilayah Kretek ada di wilayah Parangtritis, Tirtohargo, Donotirto, dan Tirtomulyo.
Advertisement
Untuk mengantisipasi penyebaran PMK, Joko mengaku Pemkab Bantul melalui Sekda Bantul telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. B/500.7.2.4/09481/DKPP. Dalam surat yang ditandatangani oleh Sekda Bantul Agus Budiraharja tertanggal 30 Desember 2024 yang ditujukan kepada Panewu dan Lurah se Kabupaten Bantul tersebut ada imbauan mengenai peningkatan kasus Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) akibat perubahan musim.
Dalam surat tersebut juga ditekankan terkait pencegahan dini dan mitigasi risiko untuk meminimalkan kerugian ekonomi yang dialami para peternak. Selain itu, peternak diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit seperti PMK.
BACA JUGA: Hewan Ternak, Penyakit Mulut dan Kuku di Sleman Mencapai 282 Kasus
"Termasuk rekomendasi untuk mencegah dan mengendalikan kasus PHMS seperti neningkatkan biosekuriti kandang dengan melakukan desinfeksi secara rutin, memberikan pakan yang cukup dan meningkatkan imunitas ternak," kata Joko, Jumat (3/2/2025).
Selain itu peternak juga diminta untuk melakukan vaksinasi pada ternak yang sehat dan segera melapor ke Puskeswan setempat jika ditemukan gejala penyakit pada ternak. DKPP, kata Joko juga akan berkoordinasi terkait penyuluhan dan sosialisasi bahaya PHMS dan menyampaikan informasi terkait kasus penyakit hewan.
"Karena memang perlu adanya kerja sama semua pihak untuk menangani hal ini," ungkap Joko.
Joko juga mengaku jika DKPP telah melakukan pengobatan terhadap hewan ternak yang sakit dan vaksinasi sebanyak 250 dosis kepada hewan ternak di beberapa kapanewon. Selain itu, DKPP juga masih menunggu tambahan vaksin dari pemerintah pusat.
"Karena populasi sapi di tempat kami itu 70.000 ekor. Yang kemarin kami beri vaksin itu sepenuhnya vaksinnya dari Asosiasi Peternak Pedaging Indonesia (APPSI). Kalau dari pemerintah pusat, kami masih menunggu," ucapnya.
Tak sampai disitu, Joko menerangkan, DKPP Bantul juga memperketat pengawasan, termasuk di pasar hewan Imogiri yang selama ini menjadi pusat aktivitas hewan ternak. DKPP telah melakukan disinfeksi di area pasar, mengoptimalkan kebersihan kandang, dan mengisolasi ternak baru yang masuk ke wilayah Bantul.
"Kami juga tidak henti-hentinya mengimbau ke peternak untuk menjaga kebersihan lingkungan ternak dan segera melapor jika ada hewan yang sakit," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rayakan Hari Kemerdekaan, Junta Mliter Myanmar Bebaskan Ribuan Tahanan
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Uang yang Dihabiskan Wisatawan yang Berkunjung ke Sleman Tertinggi Rp1,778 Juta
- Peminat Bus Sekolah Tambah Banyak, Dishub Bantul Tunggu Persetujuan Penambahan Armada
- Viral Aksi Kekerasan Jalanan di Sleman Melukai Korban, Ini Kata Polisi
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Tinjau Implementasi Riset Pola Tanam Baru di Moyudan
- Prediksi BMKG, DIY Bakal Hujan Sedang hingga Lebat Tiga Hari ke Depan
Advertisement
Advertisement