Advertisement
Program MBG Bikin Penjaga Kantin Sekolah Waswas Omzet Anjlok
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Program makan bergizi gratis (MBG) belum bergulir di Kota Jogja. Meski demikian sejumlah pedagang kantin mulai merasa khawatir pelaksanaan program itu akan memengaruhi omzet mereka.
Salah satunya adalah Desi. Penjaga kantin SDN Lempuyangwangi ini mengaku khawatir program MBG akan mengurangi omzet penjualannya. Apalagi sebagai tulang punggung keluarga, dia mengandalkan hasil berdagang di kantin untuk kehidupan sehari-hari. Selain Desi, setidaknya ada lima orang penjaga lain yang juga mengais rezeki di kantin yang sama.
Advertisement
Setiap hari setidaknya 100 porsi nasi yang dihargai Rp3.000 per porsinya habis terjual. Nasi dan lauk dimasak oleh enam orang yang seluruhnya juga merupakan anggota penjaga kantin.
Selain nasi, kantin juga menjajakan makanan ringan dan minuman. Desi mengatakan jam istirahat terbagi menjadi beberapa sesi pada tiap kelas. Tiap Senin-Kamis istirahat dilaksanakan dua kali. Kelas I-III istirahat pada pukul 08.30 WIB dan 10.30 WIB. Sementara kelas IV-VI istirahat pada pukul 09.15 dan 11.30 WIB.
"Nasi dan minuman dikelola bersama. Kalau ada makan bergizi gratis nasinya juga akhirnya terganggu. Kebetulan anak-anak di sini kalau sudah makan sudah selesai dan tidak jajan lagi," ujarnya saat ditemui di SDN Lempuyangwangi, Rabu (8/1/2025).
Desi bersama penjaga kantin lainnya pun dituntut untum kreatif. Menu makanan harus berganti setiap empat hari sekali agar siswa tak bosan dan tetap mau beli. Sejauh ini, Desi mengaku tak ada informasi soal ajakan dari pemerintah kepada penjaga kantin untuk turut mendukung program MBG.
Di sisi lain, seandainya ajakan itu ada Desi mengaku siap. "Kami juga berharap kantin dipikirkan. Pemerintah memikirkan nasib kami juga. Misalnya pemberian makannya jamnya diatur, jadi kami tetap mendapatkan penghasilan untuk keluarga kami mengingat anak kami juga masih sekolah semua," tuturnya.
Senada, penjaga kantin SMPN 4 Jogja, Pardi juga mengaku khawatir terjadi penurunan omzet jika nantinya program MBG terlaksana. Pasalnya, selain menjajakan makanan ringan seperti snack kemasan, gorengan, dan minuman, Pardi juga turut menjual makanan berat seperti nasi dan mi instan kemasan gelas.
BACA JUGA: Makan Bergizi Gratis: Pemerintah Targetkan Bentuk 5.000 Satuan Pelayanan di 2025
Jika MBG benar-benar dilaksanakan nantinya, maka siswa bisa saja mengurangi alokasi uang jajan mereka untuk tidak membeli makanan berat. "Kalau khawatir itu ada yang namanya mata pencahariannya di kantin kami ngaruh, tetapi ya tetap dicoba lah," ujarnya saat ditemui di SMPN 4 Jogja, Rabu.
Pardi mengatakan jam istirahat terbagi menjadi dua kali. Istirahat pertama pada pukul 10.15 WIB dan istirahat kedua pada 11.50 WIB.
Dalam sehari setidaknya dia mampu menghabiskan hingga tiga dus mi instan kemasan gelas yang dibanderol dengan harga Rp6.000. Selain itu, dalam sehari Pardi juga mampu menjual 25 bungkus nasi kucing dan tiga papan tempe yang diolah menjadi gorengan.
Meski mengaku khawatir omzetnya turun, tetapi Pardi mengatakan dia akan tetap mencoba menjajakan dagangannya seperti biasa. "Ya bagaimana lagi, nanti tetap dicoba," katanya.
Masih di SMPN 4 Jogja, penjaga kantin lainnya, Mistri justru mengaku tenang saja dengan bergulirnya program MBG.
Kantin yang dijaga oleh Mistri ini kebanyakan menerima produk kuliner titipan. Dia mengatakan, orang yang biasa menitipkan dagangannya pun tak keberatan dan akan tetap menitipkan dagangan di kantin. Total ada 30 jenis makanan yang dijual. Mulai dari kue, makanan ringan, onigiri, hingga nasi bungkus. "Kalau dari saya sendiri rejeki kan dari yang Di Atas, tapi kalau mereka [orang yang menitip dagangan] masih mau menitip," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Ungkap Alasan Belum Menetapkan KLB PMK
- APBD Bantul 2025: Anggaran Belanja Makan dan Minum Rp22,8 Miliar Tak Terkena Rasionalisasi
- Gunungkidul Waspadai Ancaman Longsor dan Tanah Amblas di Musim Hujan
- SAR DIY Distrik Bantul Bedah 7 Rumah Tidak Layak Huni
- Harga Cabai Rawit di Jogja Makin Pedas, Tembus Rp110.000 per Kilogram
Advertisement
Advertisement