Advertisement
Banyak Terjadi selama Masa Nifas, Penyakit Jantung Jadi Penyebab Utama Kematian Ibu di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat angka kematian ibu (AKI) di wilayah tersebut mengalami penurunan pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Dinkes Bantul, kasus kematian ibu pada 2024 ada delapan kasus, lebih rendah dibandingkan dengan 2023 yang mencapai sembilan kasus.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Bantul, Siti Marlina mengungkapkan dari delapan kasus kematian ibu pada 2024, lima diantaranya disebabkan penyakit jantung yang dialami selama masa kehamilan.
Advertisement
Angka ini meningkat signifikan dibandingkan pada 2023 yang hanya mencatat satu kasus kematian ibu akibat penyakit jantung.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kematian ibu meliputi pendarahan di otak dan penyakit penyerta lainnya. "Ibu hamil meninggal selama masa nifas, setelah bersalin. Tahun kemarin [2024] semua ibu hamil meninggal selama masa nifas setelah bersalin," ujar Marlina, Jumat (7/2/2025).
Terjadi di Masa Nifas
Marlina menambahkan seluruh kasus kematian ibu pada 2024 terjadi dalam masa nifas atau masa pemulihan setelah persalinan yang berlangsung sekitar 6-8 minggu. Beberapa kasus bahkan terjadi menjelang akhir masa nifas. "Kematian selama masa nifas disebabkan karena ada ibu hamil yang memiliki risiko preeklampsia, tetapi tidak terpantau dan tidak ada keluhan setelah melahirkan," jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, puskesmas dan kader posyandu telah melakukan pemantauan terhadap ibu hamil hingga 42 hari pasca melahirkan.
BACA JUGA: Angka Kematian Ibu di Sleman Meningkat, Calon Ibu Diingatkan Jangan Makan Junk Food
Namun, masih ada ibu yang mengalami masalah kesehatan tetapi tidak melaporkannya ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Oleh karena itu, Marlina menegaskan pentingnya kontrol rutin sebanyak empat kali selama masa nifas.
Untuk mencegah kematian ibu hamil, Marlina menyarankan agar pencegahan dilakukan sejak sebelum kehamilan. Calon ibu dengan penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes sebaiknya memastikan kondisi kesehatannya stabil sebelum merencanakan kehamilan.
Jika sudah hamil, ibu yang memiliki penyakit penyerta diharapkan segera memeriksakan diri ke fasyankes terdekat agar kondisi kesehatannya dapat terpantau dengan baik. "Untuk ibu hamil ada skrining oleh dokter puskesmas. Jika ibu hamil berisiko, mereka harus dirujuk ke rumah sakit dan melakukan kunjungan rutin untuk mengendalikan komorbid penyakit penyerta," tambahnya.
Dinkes Bantul juga terus berkoordinasi dengan tenaga kesehatan di setiap fasyankes untuk memastikan ibu hamil dengan penyakit penyerta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Harapannya, dengan upaya ini, angka kematian ibu di Bantul dapat terus menurun di tahun-tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

19% Lahan di Jateng Belum Bersertifikat, Pemprov dan Kementerian ATR/BPN Siap Kolaborasi Sertifikasi Tanah Tak Bertuan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 17 April 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
- Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Kulonprogo, Kamis 17 April 2025
- Jadwal dan Tarif Angkutan DAMRI di Jogja, Kamis 17 April 2025
- Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Sleman, Kamis 17 April 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 17 April 2025, Hujan Ringan Mungkin Terjadi
Advertisement