Advertisement

Angka Kematian Ibu di Sleman Meningkat, Calon Ibu Diingatkan Jangan Makan Junk Food

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 24 Januari 2025 - 15:27 WIB
Maya Herawati
Angka Kematian Ibu di Sleman Meningkat, Calon Ibu Diingatkan Jangan Makan Junk Food Pemeriksaan ibu hamil. / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menyatakan ada kenaikan angka kematian ibu (AKI) sebanyak delapan jiwa pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya dengan tujuh jiwa. Dinkes lantas memberi peringatan terhadap gaya hidup calon ibu yang sering mengonsumsi junk food.

Dinkes mencatat AKI pada 2024 berada di angka 67,79 dengan jumlah delapan kasus kematian. Apabila melihat jumlah kasus sejak 2021, tren kasus menunjukkan penurunan.

Advertisement

Melalui kanal Jogja Dataku, jumlah kematian ibu di Bumi Sembada pada 2021 mencapai 45 jiwa, lalu 2022 ada sebelas, kemudian 2023 ada tujuh, dan 2024 ada delapan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Esti Kurniasih mengatakan peningkatan kematian ibu pada 2024 disebabkan oleh baik permasalahan secara medis maupun nonmedis.

Apabila melihat dari sisi masyarakat, ada penduduk atau ibu yang tidak mengikuti anjuran pengobatan. Selain itu, ada hambatan budaya atau agama dalam penanganan medis sehingga menolak pengobatan atau perawatan.

“Gaya hidup generasi milenial yang sering mengonsumsi junk food juga memengaruhi AKI karena memicu munculnya penyakit degenerative seperti hipertensi,” kata Esti dihubungi, Jumat (24/1/2025).

Hipertensi dapat berujung pada komplikasi seperti stroke, penyakit ginjal, hingga penyakit jantung koroner.  

Kemudian apabila melihat dari sisi sumber daya manusia, permasalahan yang terjadi meliputi tatalaksana penyakit utama tidak adekuat, dan pemantauan/ tindak lanjut oleh tenaga kesehatan (nakes) tidak kuat.

Selain itu, kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam penatalaksanaan pasien dengan kasus risiko tinggi dengan penyakit yang progresnya cepat dalam kehamilan seperti antar dokter spesialis, terutama obsgyn. Permasalah lain adalah belum terjalin dengan baik komunikasi antara nakes di rumah sakit yang memulangkan pasien dengan kasus yang perlu pendampingan ke penanggung jawab wilayah sesuai domosili.

BACA JUGA: Inpres Penghematan Anggaran Prabowo, Dana Keistimewaan DIY Dipangkas Rp200 Miliar

Dalam mencegah terjadinya kematian ibu, Dinkes menjalin kerja sama dengan ikatan bidan indonesia. Dari sisi internal, ibu hamil akan dipantau rutin melalui pemeriksaan di Posyandu.

Dinkes Sleman juga telah meluncurka program bernama Totalitas Besti pada 2022 guna mencegah kematian ibu. Totalitas Besti merupakan pemendekan dari tolong tangani dan fasilitasi ibu hamil dan balita dari risiko tinggi.

Ibu hamil akan dideteksi untuk melihat faktor risiko yang dapat membahayakan nyawa. Deteksi awal akan memudahkan dalam pengobatan/ penanganan. Tidak hanya dideteksi, ibu hamil dengan faktor risiko tinggi juga akan dipantau dan didampingi.

Sekretaris Daerah Sleman, Susmiarto mengatakan bahwa kesehatan menjadi salah satu aspek yang menyusun indeks pembangunan manusia (IPM).

BPS Sleman mencatat IPM Kabupaten Sleman pada 2024 mencapai 85,71. Angka ini berada dalam kategori IPM Sangat Tinggi. IPM ini meningkat 0,85 poin dibandingkan dengan IPM 2023 sebesar 84,86.

“Penyelenggaraan kesehatan dilakukan dengan gerakan masyarakat, fasilitasi BPJS Kesehatan, pelayanan prima dan lainnya,” kata Susmiarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pelantikan Bupati dan Wali Kota, Pemda DIY Siapkan Dua Skenario

News
| Jum'at, 24 Januari 2025, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Tips Berwisata Saat Musim Hujan

Wisata
| Selasa, 21 Januari 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement