Advertisement
DP3AP2KB Bantul Tangani Sejumlah Anak Kencaduan Ponsel
![DP3AP2KB Bantul Tangani Sejumlah Anak Kencaduan Ponsel](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203797/anak-main-gadget-freepik.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL– Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Bantul menemukan ada beberapa anak yang mengalami kecanduan ponsel. DP3AP2KB Bantul pun mendukung kebijakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam membatasi akses penggunaan media sosial berdasarkan usia.
Kepala Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak, DP3AP2KB Bantul, Kondrad Untoro mengungkapkan pihaknya menangani beberapa anak yang dilaporkan mengalami kecanduan menggunakan ponsel tahun 2024.
Advertisement
“Jumlahnya ada beberapa [anak kecanduan bermain ponsel], kurang dari sepuluh anak,” katanya, Senin (10/2/2025).
Dia mengungkapkan anak yang mengalami kecanduan dalam menggunakan ponsel tersebut merupakan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka mengalami kecanduan menggunakan ponsel karena digunakan untuk bermain game online.
Untoro mengungkapkan anak yang kecanduan bermain ponsel tersebut sempat mengalami beberapa masalah kesehatan antara lain tangan yang gemetar secara terus menerus. Meski begitu, dia mengaku, anak tersebut tidak dirujuk ke fasyankes, melainkan dilakukan pendampingan dari DP3AP2KB untuk memastikan anak tidak menggunakan ponsel secara berlebihan.
“Perkembangan digital tidak bisa kita hindari, tetapi penggunaannya harus diatur,” katanya.
BACA JUGA: Komdigi Siapkan Aturan Larang Anak di Bawah Umur Bikin Akun Medsos
Selain ada anak yang mengalami kecanduan dalam menggunakan ponsel, Untoro mengaku penggunaan ponsel pada anak secara bebas juga dapat berpotensi menyebabkan anak terpapar perundungan, -dan penipuan secara daring.
Meski begitu, selama ini pihaknya mengaku belum ada laporan terkait dengan perundungan yang dilakukan melalui sosial media. Meski begitu, menurutnya, apabila kejadian tersebut terjadi, maka pihaknya masih kesulitan untuk menyelesaikan kasus tersebut.
“SDM dan kemampuan SDM yang ada terbatas, sulit untuk mencari tahu pelakunya,” katanya.
Karena itu, dia mendorong agar orang tua dan guru di sekolah mengambil peran untuk memastikan anak-anak menggunakan ponsel secara bijak. Menurutnya, pelajar yang duduk di tingkat SD atau SMP seringkali belum bijak dalam menggunakan ponsel. Karena itu, dia mendorong peran orang tua untuk mengawasi penggunaan ponsel pada anak.
“Orang tua harus punya kepedulian bagaimana anak menggunakan ponsel, kalau memang dibutuhkan [penggunaan ponsel] ya dapat digunakan, tapi tidak dibebaskan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203845/jemaah-haji-freepik.jpg)
Jatah Anggaran Dipangkas 66%, BP Haji Sebut Kualitas Haji Bakal Terdampak
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/01/27/1202297/liburan-garut.jpg)
Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
Advertisement
Berita Populer
- Dimulai Besok, Puskesmas di Jogja Bakal Layani 10 Orang Skrining Kesehatan Gratis
- Tak Terimbas Efesiensi Anggaran, Bantuan Keuangan Partai Politik di Sleman Justru Mengalami Kenaikan
- Desa Wisata Jadi Tumpuan Pengembangan Pariwisata di Zona Utara Gunungkidul
- Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Sleman Berjalan Sepekan, Puskesmas Sleman Baru Terima 1 Pasien
- Masih Ada Pasar Tradisional Rusak di Bantul, Pemkab Bilang Begini Soal Kepastian Rehabnya
Advertisement
Advertisement